Pekanbaru (ANTARARIAU News) - Pemerintah telah menjalin sebanyak 42 kontrak wilayah kerja "coal bed methane" (CBM) dan 12 diantaranya telah melakukan kegiatan eksplorasi lapangan untuk meningkatkan cadangan gas di Indonesia.
"Dari kontrak wilayah tersebut, maka 12 diantaranya telah melakukan ekplorasi demi cadangan gas," kata Kepala Divisi Operasi Lapangan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BP Migas), Muliawan di Pekanbaru, Riau, Sabtu.
Muliawan mengatakan masalah tersebut pada Seminar Nasional di Kampus Universitas Islam Riau (UIR) dengan bertajuk "Pengembangan Riset dan Teknologi Perminyakan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan".
Namun Seminar Nasional itu terselenggara kerjasama BP Migas dengan Fakultas Teknik Jurusan Perminyakan UIR dengan moderator Prof Detri Karya, Rektor UIR.
Pada seminar itu juga sebagai narasumber Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, Gubernur Riau Rusli Zaenal dan Anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD RI) dari daerah pemilihan Riau Intsiwati Ayus.
Menurut Muliawan bahwa pemerintah sedang melakukan kajian mengenai kegiatan eplorasi terhadap energi "Shale Gas".
Sedangkan "shale gas" adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi.
Bahkan proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas membutuhkan waktu sekitar lima tahun.
Dia menambahkan, penerapan teknologi dalam bidang bawah tanah, pengeboran dan fasilitas produksi sudah dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Sedangkan penerapan teknologi tersebut mempunyai kontribusi dalam menahan laju penurunan produksi alamiah dari 12 persen menjadi 35 persen per tahun.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo mengatakan suatu persepsi keliru bahwa Indonesia negara kaya minyak.
Menurut dia, terdapat beberapa kesalahan persepsi mengenai energi di Indonesia diantaranya, Indonesia adalah negara yang kaya minyak merupakan keliru.
Dia mengatakan Indonesia lebih banyak memiliki energi seperti batubara, gas dan "Coal Bed Methane" (CBM), shale gas, panas bumi dan air, Bahan Bakar Nabati (BBN).
Guru besar perminyakan ITB itu mengatakan, energi terbarukan yakni tenaga air, panas bumi, mini/mikro Hydro, biomass, tenaga surya, tenaga angin dan uranium.
Berdasarkan data, katanya Indonesia tahun 2011 memproduksi minyak sebanyak 902 ribu barel per hari, gas sebanyak 1,5 juta barel (ekivalen minyak) dan batubara 3,4 juta barel per hari, BBM sebanyak 499 ribu, gas 797 ribu dan batubara 2,4 juta barel.
Namun cadangan gas sebesar 18,7 miliar lima kali lipat, cadangan batubara sebanyak 67,8 miliar sebanyak 18 kali.