Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah ibu rumah tangga mengeluhkan harga telur ayam di Kota Pekanbarumelambung dengan eceran mencapai Rp2.000 per butirnya, naik dari harga sebelumnya Rp1.500 per butir.
"Ini kenaikan luar biasanya mencapai Rp500 per butir," kata Rinawati (40) warga Jalan Fazar, Pekanbaru, Rabu.
Rina yang sehari-hari membuat kue untuk di titip di warung, dan pesanan hari raya keagamaan mengaku, diberatkan dengan kenaikan harga telur. Karena berakibat pada naiknya modal bahan baku kue, sementara ia belum bisa menaikkan harga jual kue.
"Hal ini tentu menjadi kendala bagi ibu-ibu yang memiliki usaha pembuatan kue, butuh tambahan modal apa lagi pesanan meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021," katanya.
Sementara itu Upik (45) pedagang warung kelontong di Jalan Durian mengatakan, modal pembelian telur naik dari Rp45.000 per papan ukuran jumbo, menjadi Rp55.000 per papan (isi 30 butir).
"Dua minggu ini kenaikan harga telur ayam sangat tajam, biasanya kami masih bisa mengecer tiga butir Rp5.000, tetapi kini naik jadi Rp2.000 per butirnya," kata Upik.
Ia juga tidak berani membuat stok telur banyak-banyak takut tak laku, apalagi telur tidak tahan dan bukan barang pokok yang bisa disimpan lama.
"Telur hanya bertahan seminggu, lewat itu sudah kurang bagus," katanya.
Rendy agen telur Pekanbaru mengakui, saat ini pasokan telur memang berkurang dari sentra penghasil di Sumatera Barat, dan seputaran Pekanbaru selaku peternak lokal. Sehingga memicu kenaikan harga jual dari peternak.
"Modal pembelian naik, sedangkan permintaan meningkat," kata Rendy.
Baca juga: Manfaat telur rebus, untuk tingkatkan kesehatan otak hingga turunkan berat badan
Baca juga: Ini ciri telur yang sehat dikonsumsi