Pekanbaru (ANTARA) - Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, kini menggiatkan lagi penjaringan kepada 110 calon akseptor KB baru untuk mencapai target penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur guna meningkatkan ketahanan keluarga.
"Penjaringan ini bisa tercapai maksimal jika upaya kemitraan diperkuat sehingga kegiatan advokasi dan KIE bisa berjalan dengan baik," kata Kepala BLKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan itu pada acara Sosialisasi Advokasi dan KIE program Bangga Kencana bersama mitra kerja tahun 2020 di Politekhnik Caltek Riau, di Pekanbaru 27 November 2020 diikuti 60 kader PLKB asal Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru.
Menurut dia, di Riau memiliki sebanyak 1,2 juta Pasangan Usia Subur (PUS) dan baru sebanyak 68 persen akseptor KB baru yang terjaring.
Karenanya penjaringan peserta KB baru, perlu lebih digiatkan untuk mencapai cita-cita BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas, dan pertumbuhan penduduk yang seimbang sehingga perlu diperkuat dukungan kemitraan dari seluruh sektor terkait.
"Selain itu, kita harapkan juga Komisi V DPRD Riau memberikan dukungan penggerakkan terhadap Program Bangga Kencana ini, mendorong kaum bapak dan ibu menjadi akseptor KB aktif guna meningkatkan kualitas SDM yang pada akhirnya kesehatan reproduksi ibu juga terjaga dengan baik," katanya.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Ade Hartati, mengatakan perempuan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Mulai panggil ma ma, berikutnya pa pa, hingga upaya mencerdaskan anak.
Bahkan dalam catatan sebuah buku karangan seorang dokter asal Mesir mengatakan bahwa perempuan seringkali disebut makhluk lemah, lucunya perempuan dibebani ibarat sebagai kereta keluarga dan kehidupan sosial (aktivitas ke Posyandu dan ke majlis taklim.
"Bisa dibayangkan makhluk lemah seperti wanita justru dibebankan dua kereta, jika dilobang ada kerikil tentu harus kuat menghadapi oleng, kalau masuk jurang atau terpeleset sehingga program Bangga Kencana menjadikan betapa pentingnya perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga," katanya.
Nara sumber utama kegiatan sosialisasi ini yakni Deputi Advokasi Penggerakkan dan Informasi ( Adpin ) BKKBN Pusat NofrizalSP. MA, mengatakan ibu memiliki peran paling penting menentukan kualitas SDM bangsa ini.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sumber kecerdasan bangsa tercatat sebesar 80 persen berada di tangan ibu mulai dari hamil, melahirkan dan menyusui sehingga siklus lahirnya bayi berkualitas harus perlu diperhatikan.
Karenanya siklus 1.000 hari pertama kehidupan perlu diperhatikan oleh kaum ibu dengan baik sekaligus untuk mencegah stunting. Ibu juga memiliki peran penting melindungi anak-anak mereka agar tidak terlibat perbuatan menyimpang, pornografi, penggunaan obat-obat terlarang (napza) karena ini bisa merusak mental dan fisik serta otak generasi bangsa.