Pekanbaru - Budayawan Riau Al Azhar meminta pemerintah daerah setempat segera merestorasi Istana Sayap di Kabupaten Pelalawan, Riau, yang hancur akibat kebakaran besar.
"Sekarang kayu sudah jadi arang dan abu, maka jangan biarkan itu berlarut-larut, harus segera Istana Sayap dibangun dan dibina semua seperti sedia kala," kata Al Azhar kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Istana Sayap di Kabupaten Pelalawan mengalami kerusakan berat setelah kebakaran besar pada Minggu lalu (19/2). Tiga dari empat bangunan utama hancur terbakar dan banyak peninggalan bersejarah kemungkinan turut menjadi korban kebakaran besar itu.
Al Azhar mengaku prihatin dan sedih terkait kebakaran yang meluluh-lantakkan Istana Sayap. Meski bangunan yang terbakar merupakan duplikat, namun benda-benda bersejarah dan nilai historis dari istana itu juga turut hancur.
"Nilai kerugian tidak bisa dikonversikan dengan materi, karena Istana Sayap dan isinya merupakan simbol kebesaran budaya Riau yang apabila hancur tidak bisa digantikan lagi," ujarnya.
Dalam rencana restorasi Istana Sayap selanjutnya, lanjut Al Azhar, ia berharap pemerintah daerah serius melakukan pemeliharaan. Contohnya dengan memperhatikan pemeliharaan jaringan listrik dan menyediakan alat pemadam kebakaran di dekat lokasi Istana Sayap.
"Saya berharap pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pelalawan segera membangun kembali dan memperbaiki Istana Sayap secara serius dari semua ancaman," kata Al Azhar.
Harapan untuk pembangunan kembali Istan Sayap juga diutarakan warga setempat, Aznal Mubarack. Pria yang tinggal tak jauh dari bangunan istana itu mengaku sedih apabila bangunan bersejarah itu tidak dibangun kembali.
"Istana Sayap bukan hanya merupakan kebanggaan warga tapi juga fungsinya sebagai museum benda-benda bersejarah, tentu kami sedih apabila dibiarkan saja rusak setelah kebakaran," katanya.
Kebakaran besar menyebabkan bangunan utama Istana Sayap yang menjadi tempat singgasana raja sekaligus museum benda-benda peninggalan bersejarah, hancur hingga rata dengan tanah. Kerusakan serupa juga menimpa bagian belakang gedung yakni kamar permaisuri dan dapur, serta galeri seni yang membentuk sayap bagian kanan.
Istana Sayap awalnya dibangun oleh Sultan Pelalawan ke-29, yakni Tengku Sontol Said Ali (1886-1892 M). Selanjutnya pembangunan istana diteruskan sampai selesai oleh pengganti beliau, yakni Sultan Syarif Hasyim II (1892-1930 M).
Ketika Tengku Sontol Said Ali menjadi Sultan Pelalawan, beliau berazam memindahkan istananya dari sungai Rasau ke pinggir Sungai Kampar, tepatnya di muara sungai Rasau yang disebut "Ujung Pantai". Karenanya, istana tersebut dinamakan pula "Istana Ujung Pantai".
Namun ketika Sultan Syarif Hasyim II melanjutkan pembangunan istana yang masih terbengkalai karena mangkatnya Sultan Tengku Sontol Said Ali, beliau membangun dua sayap disamping kanan dan kiri istana, yang dijadikan Balai. Karena itu, istana tersebut dinamakan "Istana Sayap".
Bangunan Istana Sayap yang terbakar sebenarnya adalah duplikat dari bangunan aslinya. Restorasi bangunan istana itu turut didanai oleh PT RAPP sebesar Rp10,3 miliar. Pembangunannya selesai sekitar tahun 2009.
"Kami masih melakukan pembahasan internal untuk membantu pembangunan kembali Istana Sayap," kata Corporate Media Relation PT RAPP, Pamungkas Trishadiatmoko.