Demonstran Pekanbaru lempari 'Tugu Zapin'

id demonstran pekanbaru, lempari tugu zapin

Demonstran Pekanbaru lempari 'Tugu Zapin'

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Ribuan orang gabungan dari berbagai elemen warga dan mahasiswa yang berdemonstrasi menuntut keadilan Pilkada Walikota Pekanbaru, melakukan aksi pelemparan telur busuk ke arah 'Tugu Zapin', Rabu (11/1) siang, di depan Kantor Gubernur Provinsi Riau.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB ini, juga sempat memblokir Jalan Sudirman, alur utama ibukota Provinsi Riau tersebut.

Demonstrasi yang merupakan kelanjutan aksi serupa lima hari terakhir ini, merupakan wujud kekecewaan massa pendukung pasangan Firdaus/Cahyadi terhadap putusan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pekanbaru yang dinilai menzalimi Firdaus.

Puncaknya terjadi pada aksi pemblokiran jalan dan pelemparan telur busuk itu. Hal ini membuat pihak kepolisian dari satuan gabungan mengalihkan para pengguna jalan ke sejumlah jalur alternatif, untuk mengurai kemacetan panjang.

Para demonstran sempat pula melakukan aksi jalan kaki dari Kantor KPUD Kota Pekanbaru yang dijaga ketat aparat, menuju bundaran Kantor Gubernur Riau.

Sesampainya di tugu kebanggaan dan merupakan ikon Negeri Melayu Riau tersebut, massa langsung melempari 'Tugu Zapin' tersebut dengan telur busuk.

"Ini merupakan wujud kekecewaan kami kepada Gubernur Riau Rusli Zainal yang sudah melukai hati rakyat, dan menodai pilihan rakyat," kata Azrizal Nasri, salah seorang Kordinator Lapangan (Korlap) aksi di sela orasinya.

Ia mengatakan, massa yang tergabung dari berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) tersebut menuntut sikap bijaksana dari Gubernur Riau untuk bisa menerima hasil Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Walikota atau Pilwakot Pekanbaru tersebut.

Secara terpisah, sebelumnya Gubernur Riau Rusli Zainal menyatakan rasa kecewanya, karena banyak hal menyangkut Pilwakot Pekanbaru itu selalu dihubung-hubungkan dengan dirinya.

"Kalau ada keputusan ini, atau tindkaan ini, saya dan keluarga saya lagi yang dituding. Ini kan proses politik, biarkan semuanya berlangsung tanpa tekanan," ujarnya kepada wartawan.

Pilwakot itu sendiri sudah berlangsung dua kali. Terakhir berlangsung pemungutan suara ulang (PSU) pada 21 Desember 2011 lalu.

Dalam dua kali pencoblosan, Firdaus dan pasangannya tetap unggul dari lawannya pasangan Ny Septina.

Namun, kini situasi menjadi cukup kisruh, setelah keluarnya SK KPUD Pekanbaru yang menggugurkan Firdaus, karena dianggap melakukan pemalsuan dokumen pencalonan.

Dalam dokumen pencalonan, Firdaus menyatakan hanya beristri satu, tetapi kenyataannya memiliki dua istri.

"Kalau sudah kalah, jangan menyakiti hati rakyat. Terimalah kekalahan, janganlah masyarakat diadu-domba," tutur Azrizal.

Sementara orasi berlangsung, sejumlah demonstran membakar ban bekas di depan Kantor Gubernur Riau yang juga dijaga ketat pihak keamanan dari Polda Riau, Polresta Pekanbaru serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Melihat aksi massa tersebut, Kapolda Riau Suaedi Husen langsung turun ke lapangan dan menjumpai para pengunjuk rasa.

Kapolda mengingatkan kepada para demonstran untuk tidak melakukan tindakan anarkis.

Dia juga berjanji akan menjamin anak buahnya untuk melakukan pengamanan secara profesional dan mengamankan demonstran tanpa kekerasan.

"Silakan melakukan aksi, namun yang perlu diingat, jangan melakukan tindakan anarkis. Saya jamin anggota saya tidak akan melakukan kekerasan dalam pengamanan," tandas Suaedi Husen.

Aksi massa kemudian berhenti sekitar pukul 14.00 WIB, sementara pasukan yang diterjunkan untuk pengamanan bubar dari seputaran Jalan Sudirman pada jam 16.20 WIB.