Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 90 pelajar kelas VIII SMP Global Andalan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau belajar cara membedakan sebuah produk jurnalistik berita, opini dan juga hoaks atau kabar bohong.
Antusiasme mereka sangat tinggi. Sejak Kamis pagi pekan lalu (27/8), para generasi penerus bangsa ini sudah antusias untuk mengikuti kelas menulis berita melalui platform digital agar bisa mengikuti kelas daring.
Meskipun begitu, para pelajar itu tetap memakai seragam sekolah pada hari biasanya walaupun mereka berada di rumah. Intinya, meskipun pandemi melanda, mereka masih tetap semangat walaupun hanya belajar melalui layar.
Kepala Sekolah SMP Global Andalan Pangkalan Kerinci, Adven Daili menjelaskan pihak sekolah rutin mendatangkan guru tamu untuk berbagi kepada siswa mereka. Kali ini, pihaknya mengundang dari Departemen Komunikasi Korporat atau Corporate Communication PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Sari Rezki Antika untuk mengisi kelas tersebut.
“Kami memang rutin mendatangkan guru tamu supaya wawasan mereka bertambah mengenai suatu hal. Saya lihat tadi siswa antusias karena banyak hal pengetahuan dan informasi mereka dapatkan melalui sesi yang dibawakan oleh Ibu Sari,” tuturnya Kamis, (27/8).
Dalam sesi tersebut, Sari menjelaskan bagaimana penulisan berita sesuai kaidah jurnalistik. Mulai dari apa itu berita, jenis berita, unsur berita hingga bagaimana penulisan berita. Ia pun sedikit menyinggung bagaimana menanggapi sebuah berita agar tidak termakan hoaks.
Pada sesi tanya jawab, para siswa secara bergantian bertanya mulai dari bagaimana menulis berita yang baik, menarik dan bagaimana cara mempublikasikannya.
Andre Samosir, salah satu pelajar mengaku setiap kelas yang mendatangkan guru tamu sangat menyenangkan. Ia bisa mendapatkan ilmu dan informasi yang berbeda dari berbagai profesi.
“Ikut kelas menulis berita ini menyenangkan, saya jadi tahu bagaimana menulis berita dengan benar, macam-macam berita, dan saya tahu perbedaan berita dan opini serta bagaimana memastikan berita tersebut benar,” tuturnya.
Senada dengan Dzakki Athaya Marwan, ia mengaku belum banyak tahu mengenai berita. Dzakki hanya membaca berita yang ia temukan dari berbagai sumber. Namun, kelas menulis ini membuat dirinya banyak mendapatkan ilmu jurnalistik yang belum pernah ia dengar.
“Sangat menyenangkan dan dari situ saya banyak mendapatkan ilmu yang belum saya tahu. Kalau ada kelas lagi saya ingin ikut,” katanya.