Lima desa di Kabupaten Rote Ndao alami kesulitan air akibat kekeringan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, kemarau

Lima desa di Kabupaten Rote Ndao alami kesulitan air akibat kekeringan

Ilustrasi area sawah yang mengering akibat musim kemarau di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/Kornelis Kaha)

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak lima desa di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami kesulitan air bersih akibat dampak kekeringan yang melanda wilayah paling selatan Indonesia itu.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rote Ndao, Deskiel Haning, ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, menjelaskan kelima desa itu di antaranya, Desa Holulai, Desa Netenaen di Kecamatan Rote Barat Laut, Desa Meoain di Kecamatan Rote Barat Daya, serta Desa Lifuleo dan Desa Pukuafu di Kecamatan Landuleko.

Baca juga: BMKG nyatakan Indonesia bagian selatan kemarau, wilayah ekuator berpotensi hujan tinggi

"Untuk sementara ada lima desa ini yang sudah bersurat secara resmi ke kami terkait kekurangan air bersih yang dialami masyarakat akibat kekeringan di musim kemarau ini," katanya.

Ia mengatakan, untuk penanganan dampak kekeringan tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan penyaluran air bersih untuk memenuhi permintaan masyarakat yang terdampak.

"Untuk penyaluran air bersih ini kami kerja sama dengan pihak ketiga karena armada mobil tangki kami sangat terbatas," katanya.

Deskiel mengatakan, dari hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya, saat ini hampir sebagian desa di Kabupaten Rote Nado memasuki massa kekeringan panjang yang berdampak pada krisis air bersih.

Untuk itu, sejumlah upaya penanganan dipersiapkan terutama berkaitan dengan pasokan air bagi masyarakat baik dari pemerintah maupun bekerja sama dengan pihak swasta, katanya.

Di sisi lain, kata Deskiel, kondisi kekeringan juga berdampak pada rawannya peristiwa kebakaran sehingga dalam berbagai kesempatan pihaknya mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan.

"Kami juga terus mengimbau warga petani untuk tidak membersihkan lahan dengan cara membakar agar tidak berdampak fatal karena umumnya lahan pertanian yang berdekatan dengan pemukiman penduduk," katanya.

Baca juga: Fokus pencegahan karhutla, Grup APRIL umumkan periode rawan kebakaran

Baca juga: BMKG ingatkan potensi ancaman Karhutla Riau


Pewarta: Aloysius Lewokeda