Praktisi sarankan orang tua agar memberi pemahaman lindungi anak dari aksi kejahatan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

Praktisi sarankan orang tua agar memberi pemahaman lindungi anak dari aksi kejahatan

Praktisi sarankan orang tua agar memberi pemahaman lindungi anak dari aksi kejahatan (Antaranews)

Pekanbaru (ANTARA) - Praktisi perlindungan anak dan perempuan di Riau, Lianny Rumondor mengimbau orang tua agar

memberikan anak pemahaman seperti apa kondisi yang berbahaya sesuai dengan usianya, apa saja yang harus dihindari dan hal apa yang perlu dilakukan agar dirinya tetap aman.

"Upaya tersebut dibutuhkan agar anak bisa melindungi dirimya sejak dini dari aksi kejahatan terkait aksi penculikan anak yang kini sangat memprihatinkan itu

," kata Lianny Rumondor di Pekanbaru, Senin.

Pendapat demikian disampaikannya terkait, penculikan anak akhir-akhir ini semakin marak dan semakin meresahkan masyarakat. Seperti yang baru-baru ini terjadi, anak diculik dan ditukar dengan tabung gas, ada juga yang diculik, dihipnotis , diikat tangannya karena memberontak bahkan dikurung di rumah kosong, dan lainnya.

Menurut Lianny, pemahaman lain yang harus disampaikan kepada anak adalah membiasakan anak agar selalu pamit sebelum keluar rumah, meskipun hanya bermain di rumah tetangga.

"Tidak membolehkan orang tidak dikenal masuk ke dalam rumah, tidak membiarkan anak bepergian keluar rumah sendiri tanpa ditemani orangtua atau keluarga demi keselamatan anak.

Menolak pemberian dari orang tidak dikenal, terutama saat tidak ada orangtua," katanya.

Selain itu menolak pergi dengan orang tidak dikenal sekalipun diajak melakukan hal disukai anak atau dijanjikan akan diantar ke orang tua.

Saat dikeramaian, katanya, ajari anak untuk tetap berada dekat orangtua atau pengasuh dan tunjukkan tempat petugas bagian informasi atau satpam, nama dan nomor telpon orangtua serta cara mudah menemukan kembali orangtua bila ia tersesat atau berteriak minta tolong pada saat ada orang tidak dikenal membujuk atau memaksa untuk ikut dan segera lari ke satpam atau berusaha menarik perhatian orang sekitarnya.

"Saya pribadi merasa sangat prihatin terhadap kasus penculikan anak ini. Entah apa yang dipikirkan si penculik sampai tega menjadikan anak sebagai korban dan obyek bagi kepentingan mereka, memanfaatkan sifat polos dan ketidak berdayaan anak yang belum bisa melakukan perlawanan terhadap orang dewasa," kata Lianny yang juga Ketua Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kedisabilitasan (FKKADK) Provinsi Riau.

Ia menjelaskan bahwa dampak psikologis yang ditimbulkan akibat penculikan pun tidak sederhana, biasanya akan menimbulkan masalah pada perkembangan emosi dan kejiwaan pada anak-anak.

Karena proses penculikan itu sendiri dapat menimbulkan trauma hebat pada anak dimana memori buruk tentang apa yang mereka alami bisa terbawa hingga remaja bahkan saat dewasa.

Kasus penculikan anak sudah pasti sangat berdampak bagi korban juga keluarganya seperti kehilangan materi, gangguan fisik juga gangguan psikologis.

Bisa kita bayangkan betapa sedihnya hati orangtua, bila pada saat ditemukan, anak dalam keadaan babak belur, stress, depresi, trauma atau bahkan sudah tidak bernyawa.

"Kasus penculikan anak tergolong pelanggaran HAM berat dan pelakunya akan mendapat hukuman yangsangat berat," katanya menambahkan bahwa

ada berbagai motif yang bisa jadi latar belakang terjadi penculikan, diantaranya motif ekonomi, sosial, politik, perebutan hak asuh, balas dendam, kelainan perilaku dan lainnya.

Setidaknya ada empat alasan utama penculikan anak pertama, penculikan dengan tujuan praktek adopsi ilegal.

Ini dilakukan oleh sindikat jaringan perdagangan manusia dan terorganisir, menyasar anak berusia di bawah satu tahun dan penculikan terjadi di rumah sakit bersalin, klinik ataupun puskesmas.

Pelakunya biasanya menyamar jadi petugas kesehatan di tempat itu atau bisa juga paramedis yang memang bekerja di rumah sakit atau klinik itu sendiri

Kedua, untuk jadi tebusan dan sasaran penculikan umumnya anak yang sudah dapat berbicara berumur 2 - 10 tahun.

Pelaku tidak mau menculik anak yang belum bisa berkomunikasi dengan maksud agar bisa mengungkap keluarga anak

Ketiga, eksploitasi ekonomi, anak diculik untuk sengaja dipekerjakan, misal seperti pengemis anak di jalanan. Biasanya anak yang diculik ialah berusia 10 tahun ke bawah.

Keempat, penculikan anak untuk dijadikan PSK anak, sasarannya anak berusia sekitar 14 tahun dan biasanya dipekerjakan sebagai PSK di dalam maupun luar negeri.

"Adalah penting bagi orangtua untuk selalu waspada tidak hanya terbatas pada orang asing, namun juga pada orang-orang di sekitar anak sehari-hari karena itu upaya perlindungan dini pada anak juga perlu dilakukan orangtua yakni

tidak memberitahu data pribadi, seperti alamat rumah kepada orang tidak dikenal, juga kebiasaan-kebiasaan seperti jam berapa orangtua berangkat kerja dan pulang jam berapa, siapa saja yang ada dirumah, dan lainnya," katanya.

Jangan membiarkan orang yang belum dipercaya untuk menjemput anak di sekolah. Orangtua perlu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk bersama-sama mencegah terjadinya penculikan. Misalnya pihak sekolah hanya memperbolehkan anak dijemput oleh orangtua atau orang yang dipercaya oleh keluarga. Sebaiknya orangtua mengantar jemput sendiri bila tidak ada orang lain yang bisa dipercaya.

Bila ada orang-orang yang pernah konflik atau bersaing bisnis dengan orangtua yang berpotensi balas dendam harus diceritakan agar anak bisa berhati-hati dan menjaga jarak bila suatu saat bertemu dengan orang tersebut.

Sesibuk apapun orangtua harus tetap punya waktu untuk mengawasi dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak serta menyisihkan waktu untuk bercengkerama dan berbicara dengan anak tentang apa saja terutama aktifitas anak hari itu. Hal ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan ada orang yang berniat jahat pada anak

Disamping semua usaha yang kita lakukan, satu hal yang juga sangat penting untuk dilakukan adalah berdoa dan memohon pada yang Maha Kuasa agar semua sanak keluarga kita terhindar dari musibah.**3**T.F011