Pekanbaru, (ANTARARIAU News)- Selama sekitar 15 tahun, sebuah desa bernama Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, tidak punya Kantor Desa sendiri, masih menumpang di Balai Desa, sehingga berbagai aktivitas administrasi kemasyarakatan maupun kependudukan berjalan kurang maksimal.
"Sudah 15 tahun kami numpang di Balai Desa yang dibuat atas swadaya masyarakat dalam program ABRI Masuk Desa tempo hari", ungkap Kepala Desa Pangkalan Baru, Ibnu Rusdi kepada ANTARA, di lokasinya, Kamis.
Ia mengatakan pula, hampir setiap tahun, pihaknya mengusulkan hal ini dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes), tetapi tak pernah ada realisasi pembangunannya.
"Banyak kali usulan kami disampaikan lewat berbagai jalur, termasuk melalui Musrenbangdes, namun tidak pernah digubris dan tidak pernah direalisasikan", tandasnya.
Menanggapi hal itu, seorang anggota DPRD Kabupaten Kampar, Miswar Pasai, yang kebetulan melakukan reses ke Kecamatan Siak Hulu, Rabu (7/12) lalu membenarkan informasi tersebut.
"Saya mendapatkan informasi dari kepala desanya, bahwa sejak 15 tahun kantor desa mereka numpang di Balai Desa", ungkapnya.
Karena itu, Miswar pun mengaku heran dengan kenuyataan ini.
"Saya heran, kenapa kondisi ini bisa terjadi. Ini sangat memprihatinkan, apalagi tugas dari kepala desa berada di ujung tombak untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatnya," katanya.
Dikatakan, kalau kantor saja masih numpang, lalu bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat?
Selain mendapatkan laporan tentang kondisi Kantor Desa Pangkalan Baru, Miswar juga dihujani dengan berbagai persoalan seperti pembangunan lokal belajar di SD No 20 di kawasan itu.
"Sejak berdiri tahun 1995, SD No 20 ini hanya mendapatkan bantuan dua lokal saja, sementara siswa yang belajar di sekolah itu membutuhkan tambahan lokal belajar untuk menampung sebanyak lebih kurang 100 siswa", katanya.
Kepala Sekolah SD No 20, Salim, menyampaikan aspirasinya langsung kepada para anggota Dewan yang sedang 'turun' reses.
Memenuhi kebutuhan para siswa, demikian Salim, masyarakat telah sempat melakukan pembangunan secara swadaya untuk menambah bangunan lokal pada tahun 2004.
Namun, menurutnya, kemampuan masyarakat hanya mampu membangun satu lokal dengan bangunan papan saja.
"Lalu pada tahun 2009, jumlah siswa semakin banyak, maka dibangun lagi satu lokal bangun papan atas swadaya masyarakat pula," jelasnya.
Miswar sangat menyayangkan minimnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan pembangunan khusus di bidang pendidikan ini.
"Saya sangat prihatin dengan kondisi pendidikan di Desa Pangkalan Baru ini. Besarnya keinginan masyarakat untuk bersekolah, mestinya harus ditanggapi dengan segera. Saya harap Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar memperhatikan kebutuhan pendidikan sampai ke pelosok desa", ujar Miswar Pasai.