Wah, harga emas terus menguat, dekati 1.900 dolar dipicu konflik AS - China

id harga emas,bursa Comex,COVID-19,stimulus ekonomi

Wah, harga emas terus menguat, dekati 1.900 dolar dipicu konflik AS - China

Pramuniaga menunjukkan emas batangan di Cikini Gold Center, Jakarta, Selasa (7/4/2020). (ANTARA/Dhemas Reviyanto)

Chicago (ANTARA) - Harga logam mulia emas terus menguat kian mendekati level psikologis 1.900 dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pertikaian AS-China yang memburuk menambah kekhawatiran mengenai pukulan terhadap ekonomi global yang telah terhuyung-huyung akibat pandemi virus corona. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 7,5 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.897,5 dolar AS per ounce pada Jumat (24/7/2020). Di pasar spot harga emas sempat mencapai 1.905,99 dolar AS, tertinggi sejak September 2011, sebelum kembali di bawah 1.900 dolar AS.

Emas berjangka melonjak 24,9 dolar AS atau 1,34 persen menjadi1.890 dolar AS pada Kamis (23/7/2020), setelah naik 21,2 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.865,10 dolar AS per ounce pada Rabu (22/7/2020) dan menguat 26,5 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.843,90 dolar AS pada Selasa (21/7/2020).

"Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh ketegangan AS-China yang semakin memburuk dipandang sebagai kemungkinan mempertahankan dukungan pemerintah dan moneter global berjalan lebih lama," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.

Dalam eskalasi lain, China memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu, menanggapi permintaan AS agar China menutup konsulatnya di Houston.

Sentimen risiko terpukul dan mengirim dolar ke posisi terendah dua tahun, memberikan dukungan terhadap emas. Lebih lanjut meningkatkan daya tarik emas adalah lonjakan konstan dalam kasus COVID-19, dengan penghitungan AS melewati lebih dari empat juta dan infeksi global menembus 15,58 juta.

"Satu-satunya hal yang dapat saya lihat dapat mengganjal kenaikan emas adalah perkembangan pesat dari vaksin virus corona, karena sampai itu terjadi, semua ketidakpastian ini (di pasar) akan tetap bersama kami," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Emas yang tanpa imbal hasil atau non-yielding telah melonjak lebih dari 25 persen tahun ini, didukung oleh suku bunga rendah dan stimulus dari bank-bank sentral.

Para analis pasar juga memperingatkan bahwa karena penguncian COVID-19, produksi tambang emas menurun, yang memberikan dukungan tambahan bagi emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 13,8 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 22,85 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 7,8 dolar AS atau 0,81 persen, menjadi menetap pada 956 dolar AS per ounce.