Jakarta (ANTARA) - Ada cara untuk mengenali apakah gejala batuk dan pilek yang anak atau Anda alami tergolong alergi ataukah infeksi, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"COVID-19 kan infeksi. Kalau di saluran napas bisa batuk, pilek karena alergi atau infeksi? Untuk membedakannya perhatikan ada tidak demam," ujar konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Budi Setiabudiawan dalam virtual gathering Bicara Gizi "Allergy Prevention" dari Danone SN, Kamis.
Baca juga: Apa bedanya gejala virus corona baru atau 2019-nCoV dengan batuk dan pilek biasa?
Selain itu, amati bagaimana kejadiannya misal batuk dan pileknya, apakah terjadi sepanjang hari atau lebih ke malam hari dan terakhir, perhatikan apakah dahak atau ingus berwarna dan kental.
Jika ada demam, lalu batuk pileknya muncul pagi dan malam hari serta dahak atau ingusnya kental dan berwarna, maka dia kemungkinan mengalami infeksi.
"Kalau alergi biasanya tidak disertai demam. Kejadian batuk pileknya terutama pada malam hari dan biasanya dahak atau ingusnya bening, tidak berwarna," tutur Budi.
Deteksi alergi
Budi menekankan pentingnya deteksi dini alergi terutama pada anak agar bisa segera mendapatkan penanganan sehingga tidak menganggu tumbuh kembangnya.
Alergi merupakan respon sistem imun yang tidak normal untuk mengenali bahan-bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.
"Deteksi dini dan nutrisi tepat mencegah alergi anak. Kalau tidak dicegah bisa menjadi komorbid pada anak yang menempatkannya rentan terkena COVID-19," tutur Budi.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut penduduk dunia mengalami alergi 30-40 persen. Lalu, hingga 550 juga orang diketahui mengalami alergi makanan, salah satunya alergi susu sapi. Di Indonesia sekitar 7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi.
Lebih lanjut, alergi biasanya dialami pada anak dengan bakat alergi yakni diturunkan dari salah satu atau kedua orang tuanya. Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka berisiko membuat anak mereka 40-60 persen terkena alergi.
Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orang tua memiliki manifestasi yang sama.
Bila hanya salah satu orang tua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sekitar 20-40 persen. Risiko anak terkena alergi masih tetap ada yakni 5-15 persen bahkan jika orang tua tak memiliki riwayat alergi.
"Apabila dikenali dini, ditangani dini akan optimal tata laksana, sehingga tidak berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa, akan muncul dampak-dampak disebakan penyakit alergi, dari sisi kesehatan misalnya meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung," papar Budi.
Untuk membantu orang tua mendeteksi alergi pada anak mereka berdasarkan riwayat alergi keluarga, saat ini tersedia tools digital Allergy Risk Screener by Nutriclub.
Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan tools digital ini juga bisa membantu memberikan edukasi tentang pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi. Allergy Risk Screener by Nutriclub dapat diakses pada bit.ly/allergyriskscreener.
Baca juga: Polisi ingatkan apotek supaya tidak sembarangan jual obat batuk
Baca juga: Depresi Akibat Sakit Batuk, Warga Inhil Gantung Diri!!!
Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB