TNTN seluas 38.576 Ha harus terjaga dengan baik
Rengat (ANTARA) - Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), sebahagian wilayah Indragiri Hulu yang diresmikan pada 19 Juli 2004 dan secara keseluruhan mempunyai luas 38.576 hektare adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan menunjang budidaya, pariwisata serta rekreasi.
"Begitu besar manfaatnya sehingga TNTN penting dijaga oleh semua pihak," kata Kepala Balai TNTNHalasan Tulus di Rengat, Kamis.
Ia mengatakan berbagai cara dan upaya dilakukan untuk melindungi TNTN dari penjarahan baik oleh perorangan, koperasi atau pemilik modal. Besarnya peranan semua pihak untuk ikut empati dan peduli sangat kita apresiasi tinggi.
Pihak TNTN dalam upaya untuk melestarikannyadengan berbagai macam pendekatan kepada kelompok masyarakat, seperti di Desa Bagan Limau. Saat ini telah ada Perjanjian Kerjasama terhadap sembilan Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK), anggota per kelompok antara 20 - 50 Kepala Keluarga.
Selama ini kelompok binaan itu menanam tanaman kehutanan sehingga tutupan hutan akan pulih, tetapi juga diperbolehkan menanam tanaman kehidupan yang nantinya dimanfaatkan buahnya sambil menjaga hutan.
Ia juga menjelaskan taman nasional mempunyai fungsi paling lengkap yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan karagaman jenis tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati.
"Taman Nasional Tesso Nilo adalah kawasan hutan hujan dataran rendah yang merupakan sub aliran sungai tesso dan nilo," ujarnya.
Menurutnya, Taman Nasional Tesso Nilo memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian LIPIpada 2003 menunjukkan ada 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 burung, 23 mamalia, tiga primata, 50 ikan, 15 reptilia dan 18 amfibia di Taman Nasional Tesso Nilo.
Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi habitat bagi satwa gajah sumatera dan harimau sumatera, Kawasan TNTN yang dilindungi saat ini justru sudah digerogoti sejumlah pemilik modal dan koperasi yang dijadikan lahan perkebunan sawit.
"Ini sangat disayangkan. Namun demikian, kita berharap ada pola kemitraan konservasi dapat dijadikan solusi," sebutnya.
Inti kerjasama tersebut di antaranya bertujuan melestarikan alam dan lingkungan (pendekatan ekologis) dipadukan dengan tujuan pengembangan masyarakat secara ekonomis.
Seperti di Desa Bagan Limau yang telah ada Perjanjian Kerjasama dengan Pabrik Kelapa Sawit si sembilan Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK).
Saat ini telah ada KUD Tani Bahagia di Lubuk Batu Tinggal, Indragiri Hulu, yang masuk areal TNTN dan itu telah dilakukan komunikasi dengan banyak pihak.
"Kita berharap ke depan tidak ada lagi yang berusaha merubah fungsi hutan tersebut," pintanya.
Baca juga: Balai TNTN operasi bersihkan jerat di jalur perlintasan gajah, begini penjelasannya
Baca juga: Karhutla Riau - Mahasiswa Riau desak aparat usut kebakaran TNTN
"Begitu besar manfaatnya sehingga TNTN penting dijaga oleh semua pihak," kata Kepala Balai TNTNHalasan Tulus di Rengat, Kamis.
Ia mengatakan berbagai cara dan upaya dilakukan untuk melindungi TNTN dari penjarahan baik oleh perorangan, koperasi atau pemilik modal. Besarnya peranan semua pihak untuk ikut empati dan peduli sangat kita apresiasi tinggi.
Pihak TNTN dalam upaya untuk melestarikannyadengan berbagai macam pendekatan kepada kelompok masyarakat, seperti di Desa Bagan Limau. Saat ini telah ada Perjanjian Kerjasama terhadap sembilan Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK), anggota per kelompok antara 20 - 50 Kepala Keluarga.
Selama ini kelompok binaan itu menanam tanaman kehutanan sehingga tutupan hutan akan pulih, tetapi juga diperbolehkan menanam tanaman kehidupan yang nantinya dimanfaatkan buahnya sambil menjaga hutan.
Ia juga menjelaskan taman nasional mempunyai fungsi paling lengkap yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan karagaman jenis tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati.
"Taman Nasional Tesso Nilo adalah kawasan hutan hujan dataran rendah yang merupakan sub aliran sungai tesso dan nilo," ujarnya.
Menurutnya, Taman Nasional Tesso Nilo memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian LIPIpada 2003 menunjukkan ada 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 burung, 23 mamalia, tiga primata, 50 ikan, 15 reptilia dan 18 amfibia di Taman Nasional Tesso Nilo.
Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi habitat bagi satwa gajah sumatera dan harimau sumatera, Kawasan TNTN yang dilindungi saat ini justru sudah digerogoti sejumlah pemilik modal dan koperasi yang dijadikan lahan perkebunan sawit.
"Ini sangat disayangkan. Namun demikian, kita berharap ada pola kemitraan konservasi dapat dijadikan solusi," sebutnya.
Inti kerjasama tersebut di antaranya bertujuan melestarikan alam dan lingkungan (pendekatan ekologis) dipadukan dengan tujuan pengembangan masyarakat secara ekonomis.
Seperti di Desa Bagan Limau yang telah ada Perjanjian Kerjasama dengan Pabrik Kelapa Sawit si sembilan Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK).
Saat ini telah ada KUD Tani Bahagia di Lubuk Batu Tinggal, Indragiri Hulu, yang masuk areal TNTN dan itu telah dilakukan komunikasi dengan banyak pihak.
"Kita berharap ke depan tidak ada lagi yang berusaha merubah fungsi hutan tersebut," pintanya.
Baca juga: Balai TNTN operasi bersihkan jerat di jalur perlintasan gajah, begini penjelasannya
Baca juga: Karhutla Riau - Mahasiswa Riau desak aparat usut kebakaran TNTN