Pandeglang (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banten memperkirakan tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Banten, yang hilang di Selat Sunda terbawa arus ke pesisir Sumatera bagian barat karena hingga enam hari terakhir belum ditemukan.
"Berdasarkan arus gelombang saat terjadi kecelakaan KM Puspita Jaya yang ditumpangi 16 nelayan itu, arus gelombang mengarah ke pesisir Sumatera bagian barat," kata Kasubsi Operasional Basarnas Banten Heru di Pandeglang, Rabu.
Baca juga: 20 ABK kapal nelayan hilang di perairan Parigi Moutong ditemukan selamat
Tim evakuasi Basarnas Banten sudah kembali melakukan penyisiran sekitar perairan Selat Sunda meliputi Pulau Panaitan, Pulau Rakata, Pulau Belimbing, Pulau Awan-awan dan Ujung Kulon.
Tim evakuasi gabungan yang melibatkan Basarnas Banten, Jakarta, Lampung, TNI AL, KSOP Banten dan Polairud Banten bekerja keras untuk menemukan tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hingga kini belum ditemukan.
Pencarian ketujuh nelayan tersebut difokuskan di sekitar perairan Selat Sunda berdasarkan laporan nelayan yang selamat.
Namun, diprakirakan ketujuh nelayan tersebut terbawa arus gelombang ke pesisir Sumatera bagian barat.
Sebab, cuaca saat kecelakaan KM Puspita Jaya itu terjadi arus gelombang cukup besar mengarah ke pesisir Sumatera bagian barat.
"Kami berharap tim evakuasi bisa mengoptimalkan di sekitar pesisir Sumatera bagian barat," katanya.
Menurut dia, pencarian nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hilang, selain melibatkan perahu RIB 02 juga melibatkan Kapal Wisnu dari Basarnas Jakarta.
Keberadaan kapal tersebut mampu menghadapi gelombang tinggi hingga enam sampai tujuh meter.
Karena itu, Basarnas Banten optimistis hari keenam pencarian tujuh nelayan bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami berharap cuaca perairan Selat Sunda dan Sumatera bagian barat normal sehingga pencarian nelayan maksimal," ujarnya.
Ketujuh nelayan yang hilang itu adalah Jamal (25), Sancan (35), Rasmin (30), Kasirah (60), Suri (50), Boler (30) dan Joni (30).
"Semua nelayan itu warga Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang," katanya.
Sementara itu, Sanna (55), istri Kasirah yang menjadi korban kecelakaan laut di Perairan Selat Sunda mengatakan saat ini keluarga kebingungan setelah suaminya itu tak kunjung ditemukan padahal sudah enam hari pencarian berlangsung.
Meski demikian, dia tetap optimistis para nelayan itu bisa menyelamatkan diri.
Ia berharap suaminya bisa berenang dan berlindung di Pulau Panaitan atau Ujung Kulon.
Baca juga: 30 rumah nelayan Rokan Hilir dibangun di Bagan Hulu
Baca juga: 50 nelayan Dumai terdampak COVID-19 terima Sembako dari Pertamina
Pewarta : Mansyur suryana
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB