Pekanbaru (ANTARA) - Kantor BKKBN Perwakilan Provinsi Riau mendapatkan target dari pusat sebanyak 206.364 peserta yang harus dijaring selama tahun 2020 menjadi peserta dalam program KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
"Dari 206.364 peserta itu dibagi sebesar 22 persen untuk target peserta yang akan menggunakan MKJP seperti MOP, MOW IUD, dan implan, sisanya sebesar 78 persen lagi menjangkau peserta yang menggunakan alat kontrasepsi non MKJP seperti suntik dan pil," kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Sri Wahyuni di Pekanbaru, Selasa.
Target tersebut disampaikannya dalam acara kesepakatan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Riau dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi FK UNRI Pekanbaru, tentang dukungan Program Bangga Kencana terutama terhadap penyelenggaraan pelayanan KB MOW dan MOP di Riau.
Menurut Yuni, kerjasama yang disepakati dengan FDOK UNRI akan makin kuat dalam mencapai target karena didukung oleh SDM berkualiatas, yang memiliki pengalaman dan dalam pelayanan KB MOW dan MOP.
Ia menyebutkan realisasi pencapaian MKJP khusus MOW target tahun 2020 di Riau adalah sebanyak 1.610 dan tercapai sampai April 2020 sebanyak 942 peserta atau (58,5 persen).
"Capaian ini sudah tinggi karena juga didukung komitmen terkait KB dari peserta pasca persalinan, pasca keguguran, dan jadi sisanya diharapkan bisa dicapai hingga Desember 2020 melalui kegiatan Bhakti Sosial dan program layanan KB lainnya," katanya.
Terkait Riau masih dilanda pandemi COVID-19, katanya lagi, tentunya pelayanan di tiap fasilitas kesehatan tetap sesuai dengan SOP yang diharapkan lengkap dengan APD. Sementara itu capaian untuk peserta mengikuti program KB MOP hingga Juni 2020 hanya 2 peserta (5 persen) dari 39 peserta yang ditargetkan.
Ketua Prodi Obgin FDOK UNRI, Dr.dr Donel SpOG (K) mengatakan, didukung oleh ketersediaan 15 staf pengajar yang mumpuni spesialis obgin, sub spesialis, dan konsultan KB dan lainnya bisa mendampingi dan memberikan supervisi bagi calon spesialis FDOK UNRI agar mereka bisa menjadi tenaga trampil secara komprehensif mulai dari konseling, memberikan pelayanan sampai dengan tindakan kooperatif pelayanan KB kontrasepsi mantap, Mini Operasi wanita (MOW) dan Mini Operasi Pria (MOP), dan kegiatan tersebut bagian dari kurikulum FK UNRI yang nantinya UNRI akan membantu BKKBN Riau untuk melakukan pelayanan kegiatan Kontap MOW dan MOP itu.
Jadi katanya, sesuai filosofi dasar dibentuk program FK spesialis UNRI di Riau ini adalah salah satu tingginya angka kematian ibu di Riau sejak ibu hamil, mengalami perdarahan, abortus berakhir dengan kematian, melahirkan mengalami kesulitan berakhir dengan kematian, atau susah bersalin.
"Penyebab tingginya angka kekamtian ibu tersebut karena "4 T (terlalu)" yakni terlalu banyak anak, terlalu muda melahirkan, terlalu rapat melahirkan dan terlalu tua usia ibu melahirkan, namun demikian kita berharap kerjasama ini dapat menekan angka kematian ibu di daerah ini," katanya.
Baca juga: BKKBN Riau luncurkan logo baru tarik minat millenial pahami program KKBPK
Baca juga: BKKBN Riau jamin stok alat kontrasepsi aman untuk setahun
Berita Lainnya
Presiden Prabowo Subianto tiba di Abu Dhabi dan sempat dikawal pesawat tempur
23 November 2024 16:52 WIB
Bawaslu ingatkan pukul 00.00 malam ini alat peraga kampanye mulai ditertibkan
23 November 2024 16:36 WIB
Bappenas targetkan pertumbuhan ekonomi menyasar ke kelompok bawah
23 November 2024 16:20 WIB
Masa kampanye berakhir, Risma-Gus Hans sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jatim
23 November 2024 16:08 WIB
Begini upaya Lampung untuk mendukung program swasembada pangan nasional
23 November 2024 15:59 WIB
Pengamat: TNI berperan penting dalam menciptakan suasana kondusif saat pilkada
23 November 2024 15:53 WIB
Menkes: Pemerintah fasilitasi masyarakat lakukan skrining awal penyakit kanker
23 November 2024 15:48 WIB
BBMKG sebut bibit siklon tropis terpantau di Samudera Hindia
23 November 2024 15:33 WIB