Makassar (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbicara mengenai penanganan virus corona baru di wilayahnya, saat virtual meeting dengan pewarta dan eks jurnalis ANTARA alumni Kursus Dasar Pewarta (Susdape) XIV Tahun 2006, yang digelar Minggu sore.
Ridwan Kamil yang kerap disapa RK diundang hadir dalam virtual meeting yang dihadiri lebih dari 20 orang tersebut agar bisa berbagi pengalaman dalam menyikapi permasalahan aktual, seperti penanganan wabah COVID-19.
Mengawali penjelasannya RK mengakui bahwa kini merupakan masa sulit bagi para pejabat dan pemimpin karena harus mengambil keputusan yang bisa saja tidak diterima oleh semua lapisan masyarakat. "Ibaratnya harus ngasih pil pahit ke rakyat, kadang-kadang tidak disukai tapi harus diambil keputusan bahwa itu perlu," ujarnya.
Ia mencontohkan Gubernur Jawa Barat mengambil keputusan memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun ada pihak yang mempersoalkan karena antara lain mengakibatkan penghasilan warga turun dan lainnya.
Demikian pula ketika ia memutuskan bahwa jika perkembangan positif COVOD-19 sudah turun 60 persen, maka sudah boleh diberlakukan kenormalan baru atau new normal, dan ada saja pihak yang mempersoalkannya.
"Itu contoh keseharian kami, maka dasar saya di Jabar selalu ilmiah. Jadi keputusan di Jabar berdasarkan masukan tim ahli kesehatan, ahli ekonomi dan lainnya, sehingga keputusan selalu bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.
RK mengungkapkan bahwa ia memilih menggunakan sebutan AKB (adaptasi kebiasaan baru) atas pemberlakuan normal baru. "Kalau sebutan normal baru, saya survei itu dianggap kembali ke yang lama," ujarnya.
Ia mengakui COVID-19 tidak memilih sasaran, kaya atau miskin maupun negara maju atau berkembang, sehingga semua pihak dituntut untuk memilah informasi dan perlu mengakui bahwa kondisi kehidupan pasca-COVID-19 sudah tidak sama dengan sebelumnya.
RK juga menyampaikan kabar baik bahwa Provinsi Jawa Barat sudah mampu memproduksi semua "alat perang" melawan COVID-19. "Ventilator bikin sendiri, PCR bikin sendiri, rapid test lebih akurat. Produksinya minggu depan. Masker bedah apalagi. Intinya kami proaktif, ilmiah, dan kolaboratif. Berhasil atau tidak tentu akan terlihat," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada anak-anak sekolah yang terinfeksi COVID-19. 70 persen pasien laki-laki dan usia sepuh. Mudah-mudahan semua bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, jika ada masukan saya menunggu ya," ujar Ridwan Kamil mengakhiri penjelasannya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar nol kasus positif virus corona/COVID-19 pada Jumat
Baca juga: Ridwan Kamil lebih memilih jadi gubernur, meski ditawari menteri
Berita Lainnya
Ridwan Kamil dan Atalia bersiap tinggalkan Gedung Pakuan
03 September 2023 16:23 WIB
Petinggi PAN takziah ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
07 June 2022 13:08 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diizinkan berada di luar negeri sampai 4 Juni 2022
30 May 2022 11:50 WIB
Ridwan Kamil ajukan perpanjangan cuti
29 May 2022 12:26 WIB
Tim SAR masih teruskan pencarian putra Ridwan Kamil
27 May 2022 20:12 WIB
Putra pertama Gubernur Jawa Barat dikabarkan hilang di Swiss
27 May 2022 9:53 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebut kemajuan bangsa terekspresi dari arsitektur kotanya
29 May 2021 12:46 WIB
Gubernur Jawa Barat Lepas Maskot PON XIX
08 September 2016 9:28 WIB