Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan selama triwulan I atau periode Januari hingga Maret 2020 nilai ekspor minyak mentah di Provinsi Riau turun 100 persen atau tidak ada ekspor sama sekali.
Berdasarkan data BPS Riau di Pekanbaru, Selasa, nilai ekspor minyak dan gas (migas) di Riau secara kumulatif pada periode Januari-Maret turun 45,55 persen. Hanya saja BPS tidak menjelaskan alasan penyebab ketiadaan ekspor minyak mentah sejak awal tahun.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 100 persen, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak naik sebesar 32,96 persen," kata Kepala BPS Riau Misfaruddin dalam laporan BPS.
Ia menjelaskan nilai ekspor Riau pada Januari-Maret 2020 mencapai 3,24 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 12,34 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Kenaikan disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 15,88 persen, meskipun ekspor migas turun sebesar 45,55 persen.
Sedangkan pada bulan Maret nilai ekspor mencapai 1,05 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 5,63 persen dibanding ekspor Februari 2020 sebesar 1,12 miliar dolar AS. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan ekspor nonmigas masing-masing sebesar 47,94 persen dan sebesar 4,04 persen.
Ekspor migas dari 40,61 juta dolar AS pada Februari 2020 turun menjadi 21,14 juta dolar AS pada bulan Maret 2020. Demikian juga ekspor nonmigas dari 1,08 miliar dolar AS pada Februari 2020, turun menjadi 1,03 miliar dolar pada Maret 2020.
Riau selama ini dikenal sebagai provinsi kaya minyak karena memiliki sumber daya alam minyak fosil sejak lama, dan kini juga punya perkebunan kelapa sawit yang luas dan penghasil minyak sawit mentah (CPO). Meski begitu, produksi minyak mentah terus berkurang karena penurunan alami walaupun produksi minyak dari Riau masih menyumbang sekitar 30 persen produksi secara nasional hingga 2019.
Di Riau terdapat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) produksi minyak di antaranya Pertamina EP, BOB BSP-PH, EMP Malacca Straits, EMPT Tonga, PHE Siak, PHE Kampar, PHE NSO-NSB, SPR Langgak, dan Chevron Pacific Indonesia (CPI).
CPI masih beroperasi di ladang minyak terbesar yakni Blok Rokan hingga 2021.
Baca juga: Sri Mulyani prediksi penerimaan pajak tahun ini kurang Rp403,1 triliun
Baca juga: Bagaimana harga minyak dunia bisa di bawah 0? Begini penjelasannya
Baca juga: Pengamat: Harga minyak dunia turun drastis, saat yang tepat Pertamina turunkan harga
Berita Lainnya
Irak telah ekspor sekitar 99 juta barel minyak mentah pada April
03 May 2023 10:44 WIB
Nilai ekspor minyak mentah Riau anjlok 82,54 persen. Begini penjelasannya
03 July 2019 11:49 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB
Bahlil Indonsia akan buat fasilitas penyimpanan minyak dekat Singapura
11 December 2024 16:04 WIB
Dua sumur di Provinsi Riau alirkan migas 3.938 barel per hari
02 December 2024 22:56 WIB
Mendag Budi Santoso sebut harga MinyaKita turun dalam dua hari
28 November 2024 13:13 WIB
Konsumsi minyak zaitun baik untuk kesehatan, tapi tidak perlu diminum langsung
22 November 2024 14:20 WIB
Mendag Budi Santoso bakal temui distributor bahas harga Minyakita di atas HET
20 November 2024 15:39 WIB