London (ANTARA) - Kematian akibat COVID-19 di Inggris naik sebanyak 980 menjadi 8.958, kenaikan tertinggi hingga saat ini, menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Jumat.
Jumlah tersebut melampaui hari paling mematikan yang dilaporkan oleh Italia pada 28 Maret, negara yang paling parah terdampak virus corona.
Baca juga: Ini pesan dokter kulit saat #dirumahaja dalam situasi pandemi COVID-19
Hancock mendesak warga Inggris agar tidak bepergian selama liburan Paskah, di mana kondisi cuaca diperkirakan panas.
"Paskah ini akan menjadi ujian lain," katanya saat konferensi pers di Downing Street.
Hancock membenarkan bahwa kondisi Perdana Menteri Boris Johnson berangsur membaik setelah tiga malam berada di ICU pada Kamis.
Johnson, yang menjalani perawatan COVID-19, kini sudah dapat berjalan perlahan, demikian juru bicara Downing Street.
Baca juga: Turki berlakukan karantina wilayah "lockdown" di semua kota besar selama dua hari
Baca juga: Kematian akibat wabah virus corona/COVID-19 capai 18.100 orang di AS
Sumber: Reuters
Pewarta : Asri Mayang Sari
Berita Lainnya
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB