BNPB dukung opsi pemulangan WNI dari kapal World Dream dan Diamond Princess

id Berita hari ini, nerita riau terkini, berita riau antara, corona

BNPB dukung opsi pemulangan WNI dari kapal World Dream dan Diamond Princess

Kapal pesiar World Dream berlayar usai serah terima awak asal Indonesia dengan kapal TNI-AL (Foto HO World Dream)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan BNPB siap mendukung pemulangan warga negara Indonesia dari kapal World Dream maupun Diamond Princess yang berhenti beroperasi karena wabah virus corona atau Covid-19.

"Kepala BNPB Doni Monardo menyatakan siap mendukung opsi pemulangan WNI, baik melalui laut maupun udara sesuai keputusan yang dipilih Presiden Joko Widodo," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Agus mengatakan Kepala BNPB Doni Monardo sudah meninjau Kapal Republik Indonesia (KRI) dr Suharso di Surabaya pada Kamis (20/2). Doni melihat secara rinci seluruh kelengkapan sarana dan prasarana kapal.

Dalam beberapa kesempatan, Doni juga bertanya kepada awak kapal yang bertugas dari Komando Armada II TNI Angkatan Laut untuk memastikan seluruh fasilitas dan kelengkapan telah siap dan dapat ditugaskan sebagaimana mestinya.

"Pak Doni memeriksa bagian hanggar kapal di dek C luar, kasur lipat, ruang unit gawat darurat, ruang ICU, ruang pascaoperasi, ruang bedah, ruang poliklinik, ruang penunjang klinik, dan dua ruang perawatan," tuturnya.

Pemerintah akan mengevakuasi 188 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal World Dream ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, yang merupakan pulau kosong dan memiliki fasilitas yang diperlukan untuk observasi.

KRI dr Suharso sudah menuju perairan Riau dan pemindahan warga negara Indonesia dari kapal World Dream direncanakan Rabu (26/2) pukul 10.00 WIB di Selat Durian, kemudian tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2) pukul 09.00 WIB.

Observasi di Pulau Sebaru Kecil akan dilakukan selama 14 hari sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) oleh tim yang sudah berpengalaman dan terlatih melakukan observasi di Natuna.*

Pewarta: Dewanto Samodro