SPE Undur Ekspoitasi Minyak Blok Kampar Barat

id spe undur, ekspoitasi minyak, blok kampar barat

Pekanbaru, 31/3 (ANTARA) - PT Sumatera Persada Energi (SPE) terpaksa mengundur jadwal eksploitasi minyak di Blok Kampar Barat, Provinsi Riau, yang sebelumnya ditargetkan pada 1 April 2011, akibat belum mengantongi izin dari Kementerian ESDM dan masalah pembebasan lahan.

"Sudah pasti diundur paling tidak selama satu bulan," kata Direktur Teknis PT SPE Gurhadi Kartasasmita kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.

SPE mendapat hak untuk mengelola blok Kampar Barat sejak 2006. Cadangan minyak di wilayah tersebut diperkirakan mencapai 10 juta hingga 12 juta barel.

Luas wilayah kerja perusahaan di blok itu mencapai sekitar 290 ribu hektare yang berada di dua provinsi, yakni Riau dan Sumatera Utara. Khusus di Riau, lokasinya berada di Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar.

Menurut Gurhadi, SPE kini akan fokus menggarap dua sumur di Lapangan Pengendalian di Kabupaten Rokan Hulu yang bisa memproduksi 1.000-1.500 barel perhari. Namun, ia mengatakan izin POD (plan of development) belum diteken oleh Menteri ESDM Darwin Zahedy, meski begitu sudah mendapat rekomendasi dari Dirjen Migas Evita H. Legowo.

"Tapi kabarnya akan diteken Menteri ESDM pada Jumat (1/4) besok, semoga saja tak mundur lagi," ujarnya.

Molornya jadwal eksploitasi, lanjutnya, juga disebabkan lokasi Lapangan Pengendalian tumpang tindih dengan kebun kelapa sawit milik PTPN V dan kebun milik swasta. Menurut dia, proses pelepasan kawasan perkebunan dan ganti rugi lahan ternyata berlarut-larut hingga lebih dari enam bulan.

Ia mengatakan SPE sebenarnya sudah menyepakati harga ganti rugi untuk kebun sawit PTPN V seluas 4,5 hektare dengan harga Rp3,4 miliar, meski nilai itu jauh lebih tinggi dari kesepakatan semula yakni Rp1,7 miliar. Proses negosiasi berjalan lama, lanjutnya, karena perlu mengikuti prosedur birokrasi berupa pelepasan aset PTPN yang harus mendapat izin dari Menteri BUMN.

"Prosedurnya lama karena pelepasan aset harus mendapat izin dari BUMN," katanya.

Gurhadi berharap masalah perizinan dan ganti rugi lahan tak berlarut-larut, karena molornya target eksploitasi blok Kampar Barat juga bakal mengancam realisasi target "lifting" nasional yang mencapai 970 ribu barrel per hari pada 2011. Sebabnya, pemerintah telah memasukan estimasi produksi minyak SPE ke dalam target pencapaian untuk tahun ini.