Pekanbaru berbenah diri wujudkan kota pintar

id kota pekanbaru, smart city pekanbaru, kota pintar

Pekanbaru berbenah diri wujudkan kota pintar

Penyerahan Kartu Smart Madani oleh Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT, Senin (14/10). (ANTARA/HO-Pemkot Pekanbaru)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru terus berbenah guna mewujudkan percepatan pencapaian visi misi Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Dr. Firdaus ST dan Ayat Cahyadi periode 2017-2022. Dengan telah menetapkan visi antara menjadi kota pintar atau "Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Smart City Madani".

Penetapan lima visi antara tersebut tergambar dalam lima misi pembangunan jangka menengah, dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki.

Adapun visi pertama yakni meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertakwa, mandiri, tangguh dan berdaya saing tinggi. Kedua mewujudkan pembangunan masyarakat madani dalam lingkup masyarakat berbudaya Melayu.

Selanjutnya, mewujudkan tata kelola kota cerdas dan penyediaan infrastruktur yang baik, keempat mewujudkan pembangunan ekonomi berbasiskan ekonomi kerakyatan dan ekonomi padat modal, pada tiga sektor unggulan, yaitu jasa, perdagangan dan industri (olahan dan MICE).

Sedangkan ke lima yakni mewujudkan lingkungan perkotaan yang layak huni (Liveable City) dan ramah lingkungan (Green City).

Seiring waktu satu per satu upaya perwujudan visi itu diretas oleh Pemko, salah satunya yang baru saja diwujudkan Wali Kota Pekanbaru Firdaus saat meluncurkan penerapan kartu Smart Madani dan Kartu Indentitas Anak (KIA) di halaman SMPN 4 Pekanbaru, Senin (14/10/2019).

Launching itu ditandai dengan penyerahan kartu Smart Madani untuk Smart School dan KIA secara simbolis oleh Walikota kepada perwakilan pelajar.

Wali Kota Firdaus menyebutkan terdapat empat sekolah yang dijadikan pilot project dalam penerapan dan pemanfaatan Kartu Smart Madani dan KIA yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota dengan BI dan BNI wilayah Riau tersebut. Di antaranya SMPN 4, SMPN 1, SMPN 5 dan SMPN 10.

"Kartu Smart Madani dan KIA itu memiliki banyak manfaat bagi peserta didik. Selain berfungsi sebagai identitas, namun Kartu Smart Madani juga bisa dijadikan sebagai tabungan dan mengakses berbagai pelayanan," ujar Firdaus.

Ia merinci beberapa keuntungan yang akan didapat lewat pelayanan Kartu Smart Madani, yakni pelayanan di bidang pendidikan, pemerintahan, kesehatan, transportasi dan perizinan serta berbagai manfaat lainnya.

Penerapan Kartu Smart Madani dan KIA, lanjut Wali Kota, merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota dalam percepatan Smart City yang Madani. Untuk itu, wali kota berharap kepada BI dan BNI mengembangkan kerjasama itu ke seluruh sekolah tingkat SMP dan SD se-Kota Bertuah.

"Tidak hanya sekolah negeri saja. Sekolah swasta juga akan turut memanfaatkan Kartu Smart Madani dan KIA ini," ucapnya.

Wali Kota juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada manajemen BI dan BNI yang telah bekerjasama dengan Pemerintah Kota dalam upaya percepatan Smart City yang Madani.

"Kepada direksi BI dan BNI mulai dari tingkat pusat, Riau hingga cabang, atas nama Pemerintah Kota, saya ucapkan terima kasih. Karena telah turut membantu kita dalam mewujudkan Pekanbaru yang Smart City dan Madani," tutur Firdaus.

Turut hadir pada kesempatan itu, pimpinan BI dan BNI wilayah Riau, Kepala Disdik Pekanbaru, H. Abdul Jamal, Kepala Diskominfo, Firmansyah Eka Putra, Kepala Disdukcapil, Irma Novrita. Selain itu, Kabag Humas Setdako Pekanbaru, Mas Irba, Camat Lima Puluh, sejumlah pejabat di lingkungan Pemko, para kepala sekolah dan ribuan pelajar.

Penyerahan Kartu Smart Madani oleh Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT, Senin (14/10). (ANTARA/HO-Pemkot Pekanbaru)
BI beri apresiasi

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Riau mengapresiasi kartu smart madani dan kartu identitas anak, yang diterbitkan Pemerintah Kota Pekanbaru, bagi para pelajar setempat.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Pekanbaru, Kanwil BNI, dan SMP Negeri 4 Pekanbaru yang secara nyata telah mewujudkan komitmen dengan menggunakan instrumen non tunai kartu smart madani," kata Kepala BI Riau Decymus.

Decymus bahkan kagum dengan SMP Negeri 4 Pekanbaru dapat menjadi pelopor dan contoh bagi sekolah-sekolah lainnya untuk dapat mendorong perwujudan Less Cash Society (LCS).

"Semoga ke depannya, program digitalisasi terus berkembang di sektor lainnya, seperti digitalisasi transportasi, digitalisasi pasar hingga merambah ke berbagai aspek lainnya demi mewujudkan Pekanbaru Smart City yang berkelanjutan demi meningkatkan kemudahan dan kenyamanan masyarakat Kota Pekanbaru dalam menjalankan transaksi keuangan," tutur Decymus.

Acara peluncuran dihadiri Decymus selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau bersama dengan Walikota Pekanbaru, Dinas Pendidikan, Dukcapil, Kepala Sekolah SMP N 4, dan Wakanwil BNI selaku penyelenggara penyerahan kartu smart madani dan kartu identitas anak.

Selanjutnya Decymus menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berada di era kekinian dan di tengah generasi millennial. Kondisi ini merupakan anugerah sekaligus tantangan di era digital ini.

Di Indonesia sendiri, proporsi generasi millenial berkisar 34,45 persen dari penduduk negeri ini. Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, generasi millenial merupakan generasi yang melek teknologi dan bergantung pada teknologi digital untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satunya adalah penggunaan transaksi keuangan.

Jika beberapa tahun lalu pembayaran tunai masih menjadi pilihan utama, kini masyarakat mulai melakukan transaksi secara non-tunai dengan alasan kecepatan dan kepraktisan. Berdasarkan riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS), sebagian besar generasi millenial memiliki akses ke perangkat elektronik yang terhubung dengan internet. Dari 2.384 responden di seluruh Indonesia, sebanyak 54,3 persen responden mengaku menggunakan transaksi non tunai setiap harinya.

"Berdasarkan hal tersebut, Bank Indonesia dari tahun 2014 mencanangkan program Gerakan Nasional Non Tunai dengan tujuan untuk meningkatkan kebiasaan masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai," imbuhnya.

Hingga akhirnya, akan terbentuk suatu komunitas masyarakat yang bertransaksi non tunai dalam kegiatan ekonominya atau yang biasa disebut dengan LCS. Perwujudan Less Cash Society ini penting untuk mendorong perekonomian yang lebih efisien, serta meningkatkan aspek governance dalam pengelolaan keuangan oleh masyarakat, pelaku bisnis maupun instansi pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.