Makassar (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Mas Guntur Laupe mengunjungi wartawan korban kekerasan oleh anggotanya, Darwin Fatir di Kantor LKBN ANTARA Biro Sulsel, Sabtu.
"Kedatangan kami ke sini (ANTARA) tidak lain untuk bersilahturahmi sekaligus mengetahui kondisi dari saudara Darwin yang menjadi korban penganiayaan," ujar Irjen Pol Mas Guntur Laupe di Kantor LKBN ANTARA Biro Sulsel.
Kapolda mengatakan kekerasan terhadap wartawan tidak mesti terjadi. Karenanya, dirinya berharap dalam setiap peliputan khususnya unjuk rasa, wartawan tidak berada di tengah-tengah atau berbaur dengan mahasiswa melainkan berada di belakang polisi.
Kapolda menyatakan kejadian yang menimpa Darwin Fatir dan dua orang wartawan lainnya itu tidak harus terjadi karena saat bentrokan antara aparat dan mahasiswa wartawan berada dalam di sekitar mahasiswa dan bukan di belakang polisi.
"Ke depannya sudah harus ada identitas dan perlengkapan lainnya yang dikenakan oleh rekan-rekan pers, misalnya rompi, topi dan lainnya sehingga aparat tahu bahwa mereka adalah pers," katanya.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani juga menambahkan jika sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) setiap anggota yang melakukan pengamanan menggunakan perlengkapan lengkap seperti helm, rompi, pentungan dan tameng.
"Setiap anggota kan memakai helm tuh, nah pandangannya hanya terarah ke depan. Terkadang saat bentrokan itu, ada rekan-rekan yang berada di tengah-tengah mahasiswa dan anggota itu biasanya tidak tahu karena pandangan hanya fokus ke depan," katanya.
Kepala Biro LKBN ANTARA Sulsel Laode Masrafi yang menerima kunjungan Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe menyambut dengan hangat dan menjelaskan beberapa tugas pokok dan fungsi wartawan.
Laode juga menekankan pentingnya ketegasan dari Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe dalam menangani perkara kekerasan terhadap bawahannya itu.
"Kami menyambut dengan baik kunjungan dari bapak Kapolda. Kami juga berharap agar bapak Kapolda memberikan keadilan kepada anggota kami yang menjadi korban," ucapnya.
Baca juga: VIDEO - Wartawan Antara dipukuli oknum aparat saat liput demo
Sebelumnya, wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN) Antara, Muh Darwin Fatir menjadi salah seorang korban kekerasan dari aparat keamanan saat meliput demo mahasiswa di Makassar.
Menurut salah saorang wartawan, Ishak dari Makassar Today yang turut meliput bersama Darwin di sekitar Kantor DPRD Sulsel, Selasa, aksi pemukulan Darwin tidak dilihat karena dia juga sempat kena pukul aparat yang memukul mundur mahasiswa dari depan Gedung DPRD Sulsel.
Tak lama berselang, baru terlihat dari lorong samping showroom NV Hadji Kalla yang berada di dekat flyover, diseret beberapa petugas kepolisian.
Kondisi kepalanya berdarah dan di bagian perutnya terlihat bekas sepatu laras. Baju yang dikenakan berwarna putih motif juga terlihat jelas bekas tapak sepatu laras.
Selain Darwin yang mendapat perlakuan represif dari aparat kepolisian, wartawan Ini kata Ipul juga mendapat kekerasan. Sementara mahasiswa yang demo juga banyak yang luka-luka setelah bentrok dengan aparat keamanan.
Wartawan dan mahasiswa yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni RS Awal Bros. Lobi rumah sakit juga dimanfaatkan untuk menampung mahasiswa yang luka-luka dengan menggunakan tandu seadanya, karena ruangan UGD sudah penuh dengan pasien.
Baca juga: Dirpem ANTARA desak Polri usut kekerasan pewarta Darwin
Baca juga: Kamera jurnalis Palu dirampas polisi, ini kecaman dari PFI
Berita Lainnya
VIDEO - Wartawan Antara dipukuli oknum aparat saat liput demo
24 September 2019 17:05 WIB
Polda Sulsel sembelih 891 hewan kurban pada Idul Adha
18 June 2024 8:51 WIB
Anggotanya dipukuli saat meliput, Ketua PWI Dumai dampingi korban lapor polisi
25 September 2021 13:33 WIB
Wartawan Kembali Jadi Korban Kekerasan Aparat Kepolisian, Kali ini Cianjur
04 January 2016 14:26 WIB
PWI Riau beri penghargaan wartawan korban kekerasan
02 November 2012 14:06 WIB
Wartawan Korban Kekerasan TNI AU Berjumlah 6 Orang
16 October 2012 13:02 WIB
Wartawan Korban Kekerasan Mengadu Ke POM AU
16 October 2012 13:00 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB