Kupang (ANTARA) - Keluarga korban jatuhnya Helikopter MI 17 milik TNI AD yang hilang di Oksibil saat melaksanakan misi pendistribusian logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, berharap semua penumpang yang hilang bisa segera ditemukan.
"Kami berharap operasi pencarian terhadap penumpang Helikopter MI 17 terus dilakukan hingga para penumpang bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun meninggal," kata Fransiskus Loe (55) ayah dari Pratu Yanuarius Loe (26) ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Baca juga: Pencarian heli TNI yang hilang di Papua masih nihil. Kok bisa?
Salah satu dari penumpang Helikopter MI 17 yang mengalami naas di pegunungan Oksibil, Jumat (28/6) adalah Pratu Yanuarius Loe (26) asal Seo, Kecamatan Tasi Feto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Korban ikut bersama sejumlah prajurit TNI AD menumpang Helikopter MI milik TNI AD dan hilang di kawasan pegunungan itu saat dalam perjalanan menuju kawasan perbatasan dengan Papua Nugini.
Menurut Fransiskus, Pratu Yanuarius Loe, merupakan anak kedua dari 10 bersaudara masuk menjadi anggota TNI AD dan bergabung dalam Satgas 745/WRG untuk bertugas di kawasan perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini pada Oktober 2018.
"Harapan kami sekeluarga bisa menemukan semua penumpang yang masih hilang. Kami minta berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencari para penumpang hingga mereka ditemukan dalam kondisi apapun," tegas Fransiskus.
Pihaknya siap menerima apapun kondisi Yanuarius Loe apabila ditemukan dalam musibah jatuhnya Helikopter MI 17 milik TNI AD itu.
"Kami tetap berharap mereka ditemukan dalam kondisi selamat, namun apabila ditemukan dalam kondisi meninggal juga kami siap menerima hal itu," tegas Fransiskus Loe.
Pihaknya berharap, operasi pencarian terhadap para penumpang yang masih hilang itu tidak hanya melalui operasi SAR tetapi juga perlu dilakukan ritual adat dilakukan Raja Oksimin di Papua sehingga upaya pencarian para korban segera ditemukan.
"Kami berharap ada upacara ritual dilakukan Raja Oksminin di Papua karena kawasan hutan di sana sangat lebat dan medan berat. Kami yakin apabila sudah ada ritual adat para korban bisa ditemukan," tegas Fransiskus.
Fransiskus juga berharap agar pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membantu memfasilitasi keluarganya untuk ke Papua untuk membantu pencarian karena sebagian anggota keluarga para penumpang Helikopter MI 17 TNI AD sudah berada di Papua.
Baca juga: Medan pencarian helikopter MI 17 hilang kontak sangat ekstrem, bertebing dan curam
Baca juga: Warga Magetan, salah satu korban Helikopter M 17 yang hilang kontak di Papua
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Berita Lainnya
Dyah Roro Esti sebut kesenjangan teknologi di masyarakat perlu diminimalkan
24 April 2024 17:03 WIB
Hizbullah Lebanon serang kota Margaliot, Israel, balas serangan ke wilayahnya
24 April 2024 16:49 WIB
Wapres Ma'ruf Amin prihatin Palestina gagal jadi anggota penuh PBB
24 April 2024 16:16 WIB
Proyek restorasi lahan basah di China timur terpilih jadi proyek percontohan PBB
24 April 2024 16:04 WIB
Mahfud Md ucapkan selamat ke Prabowo dan Gibran atas penetapan KPU
24 April 2024 15:33 WIB
Bank Saqu catat jumlah nasabah perseroan capai 500 ribu per April 2024
24 April 2024 15:14 WIB
KPU RI tetapkan Prabowo-Gibran jadi presiden-wapres terpilih Pilpres 2024
24 April 2024 15:05 WIB
AHY: Kompetisi Pilpres 2024 telah berakhir dan kini saatnya rekonsiliasi
24 April 2024 14:50 WIB