Jakarta (ANTARA) - Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap lima terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bekasi pada akhir pekan kemarin, salah satu di antara tewas tertembak karena berusaha melempar bom.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin, mengatakan pada Sabtu (4/5) pukul 14.34 WIB, terduga teroris SL (34) ditangkap di Babelan, Bekasi.
SL yang sebelumnya juga terlibat dalam bom Thamrin pada 2016 serta kerusuhan di Lapas Mako Brimob pada 2017 disebutnya memiliki kelompok yang terstruktur dan kuat.
Selain SL, pada Sabtu (4/5) pagi juga dilakukan penangkapan terduga teroris AN (20) di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang memiliki keterlibatan menyembunyikan keberadaan SL.
Seorang lagi terduga teroris berinisial MC (28) yang berperan menyembunyikan SL ditangkap di Tegal pada hari yang sama.
Selanjutnya, pada Minggu (5/5), terduga teroris MI (32) yang merupakan anggota Jamaah Ansharuut Daulah (JAD) Jakarta dan mengetahui pembuatan bom TATP (Triaseton Triperoksida) oleh SL pun ditangkap di Bekasi Selatan, Bekasi.
Dilakukan juga penangkapan terhadap terduga teroris IF atau Samuel (19) serta T (25) di Jati Asih, Bekasi, yang bersama SL membuat bom TATP serta menyembunyikan keberadaan SL.
IF yang diketahui memiliki kemampuan membuat bom paling mumpuni dalam kelompok itu sedang bersama T saat penangkapan. IF tertangkap dan ditemukan satu bom dari tabung gas, sementara T sempat melarikan diri.
Saat dikejar Densus 88, T mencoba melempar bom ke arah personel sehingga dilakukan tembakan terukur yang membuat bom milik T meledak dan menewaskan pemuda itu.
Dari pendalaman diketahui kelompok SL akan melakukan aksi amaliah di Polsek Jati Asih, Bekasi.
Dedi Prasetyo mengatakan penangkapan lima orang di Bekasi dan satu orang di Tegal dari hasil pengembangan panangkapan terhadap terduga teroris RH serta M yang ditangkap di Bitung, Manado, pada Kamis (2/5).
"Yang ditangkap ini ada enam, tetapi sebelumnya dua yang ditangkap di Bitung. Baru delapan, masih ada beberapa orang lagi yang masih dikejar Densus 88," ujar dia.