Tim gabungan kesulitan sumber air atasi karhutla Pulau Rangsang

id Karhutla,BPBD

Tim gabungan kesulitan sumber air atasi karhutla Pulau Rangsang

Arsip Foto: Personel Polres Bengkalis memadamkan kebakaran lahan gambut dengan latar belakang helikopter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019) (FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Puluhan personel gabungan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau terus berjibaku melakukan upaya penanggulangan titik-titik api di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti, Edy Afrizal dihubungi Antara dari Pekanbaru, Senin mengatakan upaya penanggulangan yang melibatkan TNI, Polri, BPBD dan masyarakat terkendala minimnya sumber air serta akses yang jauh.

"Kebakaran masih terpantau di Desa Sokop, Pulau Rangsang. Kemarin sudah pendinginan, namun cuaca masih terik dan pemadaman terus berlanjut hari ini. Kendala kita sumber air yang sulit," katanya.

Baca juga: Ratusan Brimob Polda Riau dikerahkan atasi Karhutla

Kabupaten Kepulauan Meranti mulai dilanda Karhutla sejak awal Maret 2019. Sebelumnya, titik-titik api bermunculan di Pulau Tebing Tinggi, dan melanda perkebunan sagu masyarakat. Setelah titik api di Tebing Tinggi berhasil diatasi, titik api lainnya bermunculan di Pulau Rangsang, tepatnya Desa Sokop.

Lokasi kebakaran, kata Edy, berada jauh di pedalaman pulau dan hanya bisa diakses melalui jalur laut dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat. Selain itu, dia juga mengatakan di lokasi itu sangat sulit sumber air, serta minimnya peralatan seperti mesin penyemprot air.

"Tadi untuk mengatasi sulitnya sumber air, salah seorang anggota Polres Meranti, Bripda Ameldo Fadira sampai harus membuat embung darurat dengan membersihkan belukar di parit," ujarnya.

Dia menjelaskan kebakaran di Pulau Rangsang sempat meluas hingga menghanguskan perkebunan kelapa dan sagu masyarakat. Untuk mengatasi titik api di wilayah itu, Edy berharap Satgas Karhutla Riau bisa mengirimkan bantuan pengeboman air atau waterbombing menggunakan helikopter.

"Saya mohon hari ini, kalau bisa waterbombing di Pulau Rangsang karena selang tidak bisa jangkau kepala api dan air sangat sulit," tuturnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap yang ditimbulkan akibat Karhutla di Meranti pada Minggu kemarin mencapai Kota Pekanbaru dan menyelimuti ibu kota Provinsi Riau tersebut sepanjang hari.

Namun, kondisi kabut asap masih tipis dengan jarak pandang 8 kilometer. Kabut asap juga belum mengganggung penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru.

BMKG menyatakan jumlah titik api di Riau pada Senin hari ini menurun drastis yang hanya tersisa satu titik di Meranti. Angka itu jauh berkurang dibanding 1 Maret 2019 lalu yang kala itu titik api mencapai 31 titik api di Meranti.

Baca juga: Kebakaran Meranti menyebar cepat bakar kebun sagu warga

Baca juga: Pemadaman kebakaran lahan di Meranti terkendala air