Warga Pulau Rupat Dapat Pengobatan Gratis Dampak Karhutla

id PT SRL, karhutla riau,karhutla rupat,kebakaran hutan dan lahan,sakit akibat asap,karhutla riau 2019

Warga Pulau Rupat Dapat Pengobatan Gratis Dampak Karhutla

Dokter dari PT Sumatera Riang Lestari (SRL) memberikan obat tetes mata kepada warga di Posko Pengobatan Gratis di Kelurahan Terkul di Pulau Rupat, Kabupaten, Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019). Perusahaan industri kehutanan itu mendirikan posko kesehatan untuk membagian masker, sosialisasi, dan pengobatan gratis karena banyak warga Rupat yang terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), iritasi mata dan flu akibat kebakaran hutan dan lahan di sana sudah berlangsung selama sebulan dan asapnya menyebabkan polusi udara. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Bengkalis (ANTARA) - Perusahaan industri kehutanan PT Sumatera Riang Lestari membuka posko kesehatan untuk memberi pengobatan gratis kepada warga yang terdampak polusi asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Posko pengobatan didirikan di lapangan Madrasah Aliyah Fakhrul Islam di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kamis. Pada hari pertama ratusan warga terlihat berdatangan untuk memeriksakan kesehatan mereka yang menurun. Warga mengeluh asap tak kunjung hilang akibat kebakaran lahan gambut di Rupat sudah berlangsung selama sebulan lamanya.

“Sudah hampir sebulan ini batuk, mata perih dan demam. Tambah lagi sekarang diare,” kata seorang warga, Sinar (50).

Baca juga: Pemadaman Karhutla di Rupat Bengkalis Terkendala Angin Kencang

Ia mengatakan banyak menghirup asap yang mencemari udara karena setiap pagi bekerja menderes karet. Selain Sinar, suami dan anaknya juga sakit karena polusi asap.

“Saya merasa terbantu ada posko kesehatan ini, syukur Alhamdulillah, apalagi obatnya bagus. Terima kasih pada perusahan ada belas kasihan pada kita,” katanya.

Anwar (50), yang juga warga Turkul, mengatakan asap paling terasa pada malam hari sampai pagi. Sedangkan, pada siang hari asap hilang karena ditiup angin. Menurut dia, asap sampai terasa hingga ke dalam rumah sehingga sangat mengganggu pada waktu tidur di malam hari.

“Asap terasa sampai ke dalam kamar. Pakaian di dalam kamar, dan selimut semua bau asap,” keluhnya.

Baca juga: Pemadaman Karhutla di Pulau Rupat Habiskan Dana Rp1 M

Sementara itu, Anwar, seorang warga Turkul yang juga kakek dari 17 cucu mengatakan, anak hingga cucunya juga sakit karena polusi asap kebakaran berkepanjangan. Ia mengatakan kebakaran mulai terjadi pada tanggal 28 Februari dari Desa Parit Kebumen dan terus meluas.

“Saya punya 17 cucu, sakit semua. Sakit sesak nafas,” katanya.

Dokter PT SRL, Yessica Febriani, mengatakan pihak perusahaan sebenarnya sudah sejak dua hari lalu berkeliling memeriksa kesehatan warga dan pemadam kebakaran. Sedangkan, posko kesehatan yang didirikan khusus dengan tenda baru dimulai di Kelurahan Terkul pada Kamis ini.

Ia mengatakan mayoritas warga di Rupat terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) akibat dampak asap Karhutla.

“Jadi selama tiga hari ini sudah ada 300 pasien, 60 persen ISPA,” katanya.

Sejumlah warga mengantre untuk pemeriksaan kesehatan di Posko Pengobatan Gratis yang dibuka PT Sumatera Riang Lestari (SRL) di Kelurahan Terkul di Pulau Rupat, Kabupaten, Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019). Perusahaan industri kehutanan itu mendirikan posko kesehatan untuk membagian masker, sosialisasi, dan pengobatan gratis karena banyak warga Rupat yang terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), iritasi mata dan flu akibat kebakaran hutan dan lahan di sana sudah berlangsung selama sebulan dan asapnya menyebabkan polusi udara. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)


Selain terkena ISPA, warga juga banyak yang sakit demam, batuk, dan flu. Pasien yang datang ke posko kesehatan didominasi oleh anak-anak, dan ada juga orang lanjut usia.

“Kita selain memberikan pengobatan juga memberi warga vitamin. Selain itu, sejak kemarin kita juga fokus membagikan masker ke sekolah-sekolah sudah ada sekitar 1.000 masker,” katanya.

Agar warga terhindar dari penyakit akibat polusi asap Karhutla, lanjutnya, warga diminta untuk menggunakan masker apabila terpaksa beraktivitas di luar rumah. Selain itu, perlu minum air yang cukup, mengonsumsi buah dan sayur, serta vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Hingga kini kebakaran lahan gambut di Pulau Rupat terus membara karena cuaca panas dan angin kencang di pulau tersebut. Pemerintah sudah menurunkan ratusan tim gabungan untuk memadamkan Karhutla dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, TNI dan Polri serta pemadam kebakaran perusahaan ke tempat itu.

Luas kebakaran lahan gambut di Pulau Rupat sejak 28 Januari lalu diperkirakan luasnya mencapai lebih dari 1.000 hektare.

Baca juga: Gubernur Riau perintahkan posko siaga karhutla buka 24 Jam

Baca juga: Kebakaran Lahan Bermunculan di Dumai, termasuk di Lahan Konsesi Chevron