Siak (AntaraNews Riau) - Bupati Siak Syamsuar mengemukakan harga sawah di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, kini beranjak naik, bahkan lebih mahal dibandingkan dengan salah satu daerah yang ada di Kalimantan.
"Harga sawah Bungaraya untuk tanaman padi yang berada di pinggir jalan kampung atau di dekat sumber air, sudah mencapai Rp 400 juta sampai Rp 500 juta per hektare. Adapun untuk sawah yang lokasinya lebih ke dalam, harganya berkisar Rp 250 juta sampai Rp 300 juta," ungkap Syamsuar Kamis(17/01).
Dikatakannya, kalau seorang petani memiliki sawah seluas dua hektare dan berada di pinggir jalan kampung atau di dekat sumber air, asetnya sudah mencapai Rp1 miliar. Tidak sedikit petani Bungaraya yang memiliki lahan seluas 5 sampai 10 hektare.
"Perlahan dan bergerak pasti, padi sawah telah menempatkan petani di Bungaraya yang dulunya bertransmigrasi untuk mencari kehidupan lebih baik, saat ini menjadi miliarder baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," ungkap Gubernur Riau terpilih ini.
Saat ini saja, petani sawit Bungaraya ingin beralih bercocok tanam padi karena menanam padi lebih menguntungkan daripada berkebun kelapa sawit.
"Penghasilan bersih petani kelapa sawit hanya sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Artinya, pendapatan dari satu hektare kelapa sawit mencapai Rp 1,25 juta sampai Rp 1,5 juta per bulan. Sementara produksi panen padi dengan luas satu hektare dapat mencapai 9 ton gabah di saat lingkungan mendukung. Dengan harga jual gabah sebesar Rp 3.800 per kilogram, sehingga pendapatan kotor petani mencapai Rp 34,2 juta per hektar," ujarnya.
Setelah dipotong pengeluaran untuk modal sebesar Rp6 juta per hektare, penghasilan bersih petani mencapai 28,2 juta per hektare untuk satu musim tanam atau empat bulan.
"Artinya, penghasilan per bulan rata-rata mencapai Rp7 juta per hektare. Apabila luas lahannya dua hektare pendapatan menjadi Rp 14 juta per bulan. Apalagi di saat harga padi mencapai Rpp 4.200 per kilogram, keuntungan petani dapat mencapai Rp8 juta per hektare/bulan. Kalaupun saat ini panen menurun akibat serangan hama wereng, produksi rata-rata masih mencapai 6 ton per hektare,".
Dengan harga gabah Rp3.800 per kilogram, petani masih memperoleh pengasilan sampai Rp22,8 juta per hektare/musim tanam," lanjutnya.
Sekarang ini lebih banyak petani yang ingin membeli lahan sawah daripada orang yang ingin menjual.
Hukum ekonomi pun berlaku. Permintaan yang lebih tinggi otomatis membuat harga menjadi lebih mahal. Itulah sebabnya, mengapa harga lahan sawah di Bungaraya, jauh lebih mahal daripada kebun sawit. (din)
Berita Lainnya
Usai menang pileg, Golkar Riau atur strategi hadapi pilkada
23 March 2024 21:29 WIB
Syamsuar dan Edy Natar bertemu Syahrul Aidi, sinyal maju Pilgubri?
07 March 2024 22:26 WIB
PTUN Pekanbaru batalkan SK Gubri Syamsuar terkait PAW Anggota DPRD Bengkalis
10 January 2024 13:21 WIB
Prof. Jaswar Koto : Riau beruntung punya Gubernur Syamsuar
30 October 2023 20:21 WIB
Gubri sosialisasikan pemanfaatan AI di SMAN 1 Pangkalan Kerinci
30 October 2023 16:06 WIB
Syamsuar : Masyarakat tak terpengaruh isu negatif jelang pemilu
28 October 2023 7:54 WIB
Ribuan guru P3K menjerit, APBD-P Bengkalis tak kunjung diteken Gubri
26 October 2023 17:20 WIB
Upaya majukan pendidikan, Syamsuar teken MoU dengan Putera Sampoerna
19 October 2023 19:37 WIB