Pekanbaru (Antaranews Riau) - Sejumlah aktivis lingkungan dan perlindungan satwa akan mendatangi sekolah-sekolah untuk mengajak masyarakat tidak menonton sirkus lumba-lumba, yang kini sedang berlangsung di Kota Pekanbaru, Riau.
“Rencana hari Jumat ini,” kata juru bicara Cinta Satwa Riau, Violetta Hasan Noor kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan merupakan rentetan aksi aktivis Riau sebagai protes terhadap kegiatan sirkus lumba-lumba keliling Wersut Seguni Indonesia (WSI) yang berlangsung di Pekanbaru mulai tanggal 12 Januari hingga 17 Februari 2019.
Para aktivis tersebut telah dua kali menggelar aksi damai di dekat lokasi sirkus di Kompleks Purna MTQ, Pekanbaru. Kampanye swadaya ini terlihat makin besar, dimulai dari sekadar sosialisasi di media sosial hingga turun ke jalan dengan jumlah hanya segelintir orang.
Baca juga: Aktivis: Hanya Orang Bodoh Nonton Sirkus Lumba-lumba
Pada Selasa sore (15/1) aksi menolak sirkus lumba-lumba terlihat mulai ramai karena mahasiswa dari BEM Universitas Riau ikut meramaikannya. Violetta Hasan Noor mengatakan, mereka akan terus bersuara untuk mengedukasi masyarakat tentang sirkus lumba-lumba yang merupakan bentuk eksploitasi satwa.
“Kita akan terus berjuang,” katanya.
Upaya untuk turun ke sekolah-sekolah menjadi cara efektif ketimbang meminta pemerintah untuk mencabut izin sirkus keliling. Apalagi, penyelenggara sirkus sampai memberikan penawaran diskon untuk sekolah-sekolah sebesar 50 persen dari tarif masuk kategori umum.
“Kita sudah pesimis ke pemerintah, maka kita edukasi kepada warga, ke anak-anak sekolah yang menjadi target sirkus ini,” katanya.
Baca juga: Ratusan Warga Kunjungi Sirkus Lumba-lumba Keliling di Pekanbaru
Manajer Operasional PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) Tommy Alfredo, belum bersedia berkomentar terkait dampak aksi penolakan aktivis Riau yang makin gencar.
“Maaf, saya masih rapat,” kata Tommy ketika dihubungi Antara.
Meski begitu, pada saat hari pertama pembukaan sirkus lumba-lumba di Pekanbaru tanggal 12 Januari, Tommy sempat menjelaskan kepada Antara perihal kontroversi sirkus tersebut akan selalu ada.
"Di media sosial itu lumba diberitakan seperti itu, ada beberapa yang tak senang dengan kita bagaimana pro dan kontra selalu ada dimanapun di kota besar maupun daerah. Pro dan kontra seputar lumba dari aktivis selalu ada," katanya.
Ia mengatakan pihak penyelenggara membuka dari dari yang mengeluarkan pernyataan bahwa sirkus itu adalah penyiksaan terhadap lumba-lumba.
"Kita bisa koordinasi yang baik, ngobrol yang baik, wawancara yang baik agar masyarakat sekitar tidak bingung mana yang benar dan mana yang salah," katanya.
Ia menambahkan, dalam penyelenggaraan sirkus keliling sudah melengkapi semua legalitas dan perizinan. "Kita legal semuanya. Prosedur dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada, izin sirkus komplet dan legal ada sampai izin keramaian dari kepolisian juga ada," katanya.
Baca juga: Penyelenggara Sirkus Lumba-lumba Keliling Bantah Tudingan Eksploitasi Satwa
Berita Lainnya
Pemkab Batang rekomendasikan Dolphin Center dibuka untuk wisatawan
26 July 2020 14:37 WIB
Nelayan Jatim ditangkap akibat perdagangan ilegal 9 lumba-lumba
21 March 2020 10:26 WIB
Lumba-lumba tanpa sirip terdampar di Pulau Rupat, hingga mati
06 April 2019 14:00 WIB
Akhir Bahagia untuk Lumba-lumba Putih yang Tersesat di Labuhanbatu
01 February 2019 19:11 WIB
Kampanye Menentang Sirkus Lumba-lumba Pekanbaru Berlanjut ke Sekolah
18 January 2019 19:05 WIB
Aktivis: Hanya Orang Bodoh Nonton Sirkus Lumba-lumba
15 January 2019 18:41 WIB
Aktivis Yogyakarta Tolak Sirkus Lumba-lumba
13 January 2019 7:59 WIB
Penyelenggara Sirkus Lumba-lumba Keliling Bantah Tudingan Eksploitasi Satwa
12 January 2019 20:58 WIB