Ratusan Warga Kunjungi Sirkus Lumba-lumba Keliling di Pekanbaru

id sirkus lumba-lumba, lumba-lumba,Sirkus WSI

Ratusan Warga Kunjungi Sirkus Lumba-lumba Keliling di Pekanbaru

SIRKUS LUMBA-LUMBA KELILING. Seekor lumba-lumba melompat menggapai tangan pawang pada hari pertama Sirkus Lumba-Lumba Wersut Seguni Indonesia (WSI), di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/1/2019). Sirkus lumba-lumba keliling tersebut berlangsung selama 30 hari ke depan di Kota Pekanbaru, dengan menampilkan bintang utama dua lumba-lumba bernama Brama dan Kumbara yang berusia 12 tahun. ANTARA FOTO/FB Anggoro/19.ANTARA FOTO/FB Anggoro (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (Antaranews Riau) - Ratusan warga memadati arena Sirkus Lumba-Lumba Keliling Wersut Seguni Indonesia (WSI) pada atraksi hari pertam di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu.

Meski Pekanbaru diguyur hujan, para pengunjung terlihat tetap berdatangan dan sebagian besar datang berkelompok yang terdiri dari siswa taman kanak-kanak. Pengunjung terlihat terhibur dengan penampilan dua lumba-lumba jinak yang diberi nama Brama dan Kumbara.

Decak kagum dan tepuk tangan terdengar bersautan saat melihat mamalia itu beratraksi melompati rintangan, berlenggak-lenggok mengikuti musik dangdut dan jaipong, hingga bermain bola dan bersalaman dengan pawang. Bahkan, pengunjung juga rela mengeluarkan uang ekstra dan mengantre untuk foto bersama lumba-lumba jinak tersebut.

"Tujuan dari acara ini utamanya adalah sebagai sarana hiburan dan rekreasi, sebagai sarana menambah wawasan generasi muda untuk sekolah PAUD, TK sampai SD, agar mengenalkan sejak dini keanegakaragaman fauna khususnya lumba-lumba," kata Manajer Operasional PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) Tommy Alfredo.

SIRKUS LUMBA-LUMBA KELILING. Sejumlah pengunjung mengantre untuk foto bersama dua ekor lumba-lumba jinak pada hari pertama Sirkus Lumba-Lumba Wersut Seguni Indonesia (WSI), di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/1/2019). ANTARA FOTO/FB Anggoro/19.


Ia menjelaskan, PT WSI berdiri sejak 1999 awalnya berupa penangkaran lumba-lumba yang berkantor pusat di Kendal, Provinsi Jawa Tengah, namun sejak enam tahun terakhir berkembang menjadi sirkus keliling. Setiap tahun sirkus lumba-lumba keliling bisa tampil 5-6 kali di berbagai daerah.

Sirkus tersebut tidak melulu tentang lumba-lumba karena ada juga burung kakatua jambul kuning, dua berang-berang dan beruang madu. "Tentu saja bintang utamanya dua lumba-lumba," katanya.

Ia mengatakan sirkus lumba-lumba berlangsung sebulan lebih dari tanggal 12 Januari sampai 17 Februari di Kompleks Purna MTQ, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Penampilan akan ada setiap hari. Harga tiket bervariasi mulai Rp50 ribu untuk umum hingga Rp75 ribu untuk VIP. Namun, untuk rombongan sekolah mendapat diskon 50 persen dari tarif umum.

Kontroversi Sirkus Lumba-lumba

Tommy mengakui dalam penyelenggaraan sirkus lumba-lumba selalu mengundang kontroversi pro dan kotra, terutama dari aktivis perlindungan satwa. Dalam penyelenggaraan di Kota Pekanbaru, ia mengakui hal itu juga terjadi sebelum dimulainya sirkus yang santer menyebar di media sosial tudingan negatif tentang sirkus lumba-lumba sebagai bentuk eksploitasi satwa.

"Di media sosial itu lumba diberitakan seperti itu, ada beberapa yang tak senang dengan kita bagaimana pro dan kontra selalu ada dimanapun di kota besar maupun daerah. Pro dan kontra seputar lumba dari aktivis selalu ada," katanya.

Menanggapi hal tersebut, ia mengatakan pihak penyelenggara membuka dari dari yang mengeluarkan pernyataan bahwa sirkus itu adalah penyiksaan terhadap lumba-lumba.

"Kita bisa koordinasi yang baik, ngobrol yang baik, wawancara yang baik agar masyarakat sekitar tidak bingung mana yang benar dan mana yang salah," katanya.

Ia menambahkan, dalam penyelenggaraan sirkus keliling sudah melengkapi semua legalitas dan perizinan. "Kita legal semuanya. Prosedur dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada, izin sirkus komplet dan legal ada sampai izin keramaian dari kepolisian juga ada," katanya.



Baca juga: Dua Dugong Mati dalam Sepekan di Riau