Amman, Jordania (Antarariau.com/Amadolu-OANA) - Raja Jordania Abdullah II kembali menyampaikan penentangannya terhadap pembangunan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, dan menggambarkannya sebagai penghalang di jalan menuju penyelesaian dua-negara.
Raja Jordania tersebut mengeluarkan pernyataan itu dalam pesan pada Rabu (28/11), yang ditujukan kepada Dewan PBB mengenai Hak Rakyat Palestina yang Tak Bisa Dihilangkan.
"Penyelesaian masalah Palestina adalah kunci untuk mewujudkan perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah," kata Raja Abdullah II, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Raja Abdullah juga menekankan komitmen negaranya untuk memelihara identitas sejarah Arab, Muslim dan Kristen negerinya serta perwalian Kerajaan Bani Hasyim Jordania atas tempat suci umat Muslim dan Kristen di kota tersebut.
Ia menyampaikan pesannya pada malam Hari Solidaritas Internasional PBB buat Rakyat Palestina, yang diperingati setiap tahun pada 29 November.
"Jordania akan terus melancarkan segala upaya untuk menanggulangi setiap upaya untuk memaksakan kenyataan baru (di Jerusalem) atau mengubah status hukum dan sejarahnya," kata Raja Jordania itu.
Berita Lainnya
Netanyahu Disemprot Gedung Putih Terkait Permukiman Yahudi
24 March 2015 9:22 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB