Menteri Sosial Pastikan Ada Enam Tokoh Yang Akan Menyandang Gelar Pahlawan Nasional

id menteri sosial, pastikan ada, enam tokoh, yang akan, menyandang gelar, pahlawan nasional

Menteri Sosial Pastikan Ada Enam Tokoh Yang Akan Menyandang Gelar Pahlawan Nasional

Istimewa

Surabaya,(Antarariau.com) - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pada 2018 ada enam tokoh menyandang gelar Pahlawan Nasional yang penganugerahannya akan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Penganugerahannya besok, Kamis, 8 November 2018, di Istana oleh Presiden. Ada enam tokoh yang bergelar Pahlawan Nasional," ujarnya ketika ditemui usai memberikan pembekalan pada bimbingan teknis penguatan kapasitas pendamping bansos pangan dan bimbingan teknis pendamping sosial kelompok usaha bersama bedah kemiskinan rakyat sejahtera 2018 di Surabaya, Rabu.

AGK, sapaan akrabnya, mengaku bersyukur karena tahun ini Presiden telah menetapkan enam tokoh dari sejumlah nama yang diusulkan, lalu dilakukan proses hingga muncul tokoh-tokoh yang layak menyandang gelar Pahlawan Nasional.

"Untuk nama-namanya saya lupa, tapi asalnya dari Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Banjarmasin, Jawa Tengah, Banten dan Sulawesi Barat," ucap mantan anggota DPR RI asal Fraksi Partai Golkar itu.

Khusus tokoh asal Jatim, kata dia, tahun ini diakuinya belum ada tokoh yang dianugerahi Pahlawan Nasional.

Penganugerahan gelar tahun ini, lanjut dia, lebih banyak dibandingkan 2017, yakni empat tokoh masing-masing Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Madjid asal Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati asal Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah asal Kepulauan Riau serta Prof Drs Lafran Pane asal Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keempat tokoh tersebut mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun, enam tokoh yang akan mendapat gelar Pahlawan Nasional 2018 yaitu Depati Amir dari Bangka Belitung, Abdulrahman Baswedan dari DI Yogyakarta, Pangeran Muhammad Noor dari Banjarmasin (Kalimantan Selatan).

Kemudian, Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, KH Sjam'un dari Banten, serta Ibu Agung (Hj. Andi Depu) dari Sulawesi Barat.