Pekanbaru,(Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kampar, Riau menetapkan status awas pascapembukaan pintu air waduk PLTA Koto Panjang menyusul meningkatnya debit air di bendungan tersebut hingga harus membuka sedikitnya tiga pintu air, Minggu (4/11) siang.
"Untuk saat ini masih status awas. Namun kami terus memantau debit air selama 12 jam ke depan pascapembukaan pintu air. Perkiraan kami bakal ada peningkatan tinggi air Sungai Kampar hingga 20 sentimeter pascadibukanya PLTA Koto panjang," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Adi Chandra kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.
Operator PLTA Koto Panjang memutuskan untuk membuka tiga pintu pembuangan air menyusul meningkatnya debit air di waduk tersebut dalam beberapa hari terakhir. Pembukaan itu dilakukan Ahad pukul 14.00 WIB setelah debit airnya mencapai level tertinggi yakni 82,5 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pintu air yang dibuka diantaranya adalah pintu satu, tiga dan lima. Hingga sore ini, ketiga pintu air itu masih terus dibuka dan mengucurkan air cukup deras untuk dibuang ke Sungai Kampar. Sementara itu, sedikitnya 11 desa yang berlokasi di sepanjang Sungai Kampar berpotensi terendam banjir menyusul dibuka tiga pintu air tersebut.
Sebanyak 11 desa yang menurut BPBD Kampar harus siaga tersebut adalah Desa Merangin, Desa Lereng, Desa Pulau Terap, Desa Pulau Balai, Desa Pulau Jambu, Desa Kuok, Desa Ranah, Desa Tambang, Desa Limau Manis, Desa Padang Mutung dan Desa Tanjung Berulak.
Adi memperkirakan selama 12 jam ke depan, debit air di Sungai Kampar akan terus mengalami peningkatan dan berpotensi merendam sebagian besar desa-desa tersebut. Kondisi itu diperparah dengan tingginya curah hujan yang belakangan terjadi di Kabupaten Kampar. Ia menjelaskan jika hujan lebat terjadi bersamaan dengan pembukaan PLTA Koto Panjang, maka dikhawatirkan banjir besar yang terjadi pada 2016 silam akan terulang. Saat itu, ribuan rumah di sepanjang daerah aliran sungai Kampar terendam banjir dan memaksa warga desa harus mengungsi.
"Kami khawatir kondisi 2016 terulang kembali. Tapi saya yakin dengan persiapan yang baik dan kesigapan kita semua mudah-mudahan bisa diatasi," tuturnya.
Lebih jauh, Adi menjelaskan saat ini pihaknya telah menyiapkan segala bentuk bantuan peralatan penanganan banjir seperti tenda, perahu dan dapur darurat.
"Kita tinggal menunggu perintah dari atasan untuk mendirikan posko pengungsian yang bakal ditempatkan di Lapangan Merdeka, Bangkinang," jelasnya.
Sementara itu, hingga sore hari ini Adi menjelaskan aktivitas masyarakat terpantau masih normal. BPBD Kampar juga terus mengintensifkan komunikasi dengan aparat desa pasca pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang. "Aktivitas masyarakat masih terpantau normal. Tapi petani keramba tampak mulai meminggirkan keramba setelah pintu air dibuka," tuturnya.
Berita Lainnya
Manfaat berendam air es bagi kesehatan dan cara melakukannya
19 November 2024 12:19 WIB
Dokter: Air minum dalam kemasan galon tidak menyebabkan kemandulan pria
16 November 2024 13:00 WIB
KNKT investigasi terkait evakuasi penumpang Trigana Air
08 November 2024 12:11 WIB
BNPB aktifkan sumur bor, pasok air bersih untuk korban erupsi Gunung Lewotobi
07 November 2024 12:30 WIB
Retno Marsudi beberkan tiga langkah dalam menangani isu air dunia
07 November 2024 10:53 WIB
Pesawat Trigana Air kecelakaan di Bandara Sentani, tak ada korban jiwa
05 November 2024 13:54 WIB
Kapolsek Bengkalis sosialisasikan pilkada damai ke Desa Air Putih
01 November 2024 13:11 WIB
Kepulauan Seribu bangun penampungan air bersih untuk penuhi kebutuhan warga
21 October 2024 13:01 WIB