Menggelorakan Semangat Sumpah Pemuda Untuk Kemajuan Bangsa

id menggelorakan semangat, sumpah pemuda, untuk kemajuan bangsa

Menggelorakan Semangat Sumpah Pemuda Untuk Kemajuan Bangsa

Istimewa

Pekanbaru,(Antarariau.com) - Sumpah Pemuda diikrarkan dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928. Para pemuda pemudi Indonesia kala itu dengan semangat menggelora mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.

Ikrar tersebut menegaskan cita-cita pembentukan tanah air, Indonesia dan karena itu Hari Sumpah Pemuda diperingati oleh masyarakat di negeri ini setiap tahun pada 28 Oktober. Saat bersamaan instansi pemerintah dan pemuda-pemudi menggelar berbagai macam acara menarik, penampilan seni. Seperti di Riau juga digelar lomba pidato, lomba mewarnai, yang juga digelar oleh perusahaan otomotif di daerah itu seperti Toyota.

Pengamat Pendidikan dan Hukum dari Universitas Riau, Dr Erdianto Effendi mengatakan, Sumpah Pemuda adalah tonggak pencapaian konsensus kebangsaan mengikatkan diri dalam satu negara dan bangsa melalui satu tanah air dan satu bahasa sebagai pemersatu.

Namun demikian persatuan yang dimaksudkan berarti penyeragaman yang mendiskusikan perbedaan. Sumpah Pemuda sekaligus memberikan pengakuan pada keanekaragaman, menghormati adat istiadat yang telah lebih dahulu ada. Hal itu sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Persatuan itu ada justru karena adanya perbedaan.

Dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun 2018 seharusnya dimaknai sebagai prinsip saling menghargai dan kebebasan berpendapat, kebebasan memiliki keyakinan yang berbeda dengan pihak lain. Negara seharusnya menjamin kebebasan itu.

Negara harus berdiri di tengah-tengah di antara semua pihak, tidak boleh ada yang diuntungkan atau dirugikan.

Itulah prinsip persatuan dan kesatuan sesungguhnya yang sejalan dengan spirit sumpah pemuda. Tidak boleh ada pihak atau golongan yang merasa lebih berhak atas bangsa dan negara ini, tidak boleh ada yang merasa lebih Pancasila daripada yang lain, lebih religius dari kelompok lain.

Tidak boleh ada dominasi mayoritas dan Tirani minoritas. Semua pihak harus bergandengan tangan dalam kebhinnekaan itu untuk menuju satu kata tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Itulah sebabnya mengapa di dalam Hukum Pidana Indonesia diatur tindak pidana yang mewajibkan untuk menghormati perbedaan suku agama ras dan antargolongan serta kebebasan untuk menjalankan agama masing-masing sehingga perilaku penodaan terhadap agama merupakan perbuatan yang patut dipidana.

Gelorakan lagi

Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Dr Mubarrak mengatakan, semangat Sumpah Pemuda perlu terus digelorakan lagi yakni untuk membangun negara ini sesuai dengan kapasitas masing-masing.

"Semangat membangun sesuai nafas Sumpah Pemuda, perlu terus ditingkatkan, guna mengejar ketertingalan bangsa ini dibandingkan dengan negara lain. Sebab kita kini relatif tertinggal di bidang ekonomi, sumber daya manusia, kesehatan dan lainnya," katanya.

Oleh karena itu, katanya menekankan, semangat Sumpah Pemuda perlu digelorakan untuk mempercepat kemajuan. Caranya tentu sangat mudah, yakni cintai tanah air, cinta kemandirian, cintai produk dalam negeri.

Selain itu kita tidak perlu lagi terlena dengan kebanggaan masa lalu tatkala banyak guru dari Indonesia dikirim ke Malaysia namun saat bersamaan mereka justru mengirim warganya ke luar negri untuk belajar.

"Sebenarnya banyak hal yang bisa kita capai, bukan seperti dulu, kita sedih bukan seharusnya bangga atas kebijakan mengirimkan guru-guru kita ke Malaysia padahal itu bagian dari strategi Malaysia, kenapa dia kirim dosen ke luar negeri dan cari guru dengan harga murah dari Indonesia," katanya.

Itu bukan karena kita hebat, katanya tapi yang bisa membantu Malaysia saat itu hanya Indonesia dengan gaji guru murah, berkaitan dengan itu bahasa juga sama Melayu.

Beragam Prestasi

Tak tangung-tangung, faktanya semangat Sumpah Pemuda sudah mengalir di dalam darah pemuda, sebut saja banyak pemuda dan pemudi berprestasi di Riau seperti baru-baru ini 16 siswa Madrasah asal Provinsi Riau menerima beasiswa bakat prestasi dari Dirjen Pendis Kementerian Agama RI.

Bahkan Kontingen Riau yang berlaga pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Nasional ke-7 Tahun 2018 di Bengkulu, memboyong tiga medali perak dan tiga medali perunggu pada mata pelajaran biologi, fisika dan kimia tingkat Madrasah Aliyah.

Perolehan Juara Kontingen Riau, untuk medali perak diraih oleh Muhammad Fikri Almunawar (Biologi terintegritas) dari MAN Insan Cendekia (IC) Siak, Bisma Mayditya Surissach (Fisika Terintegritas) dari MAN IC Siak Muhammad Jidan Takwa (Fisika Terintegritas) dari MAN 1 Pekanbaru.

Untuk perunggu diraih oleh Gilang Rizky M (Biologi Teribtegritas) dari MAN 2 Pekanbaru, Muhammad Rizkillah (Fisika Terintegritas) dari MAN 1 Bengkalis, dan Sulthan Aflahuddin (Geografi Terintegritas) dari MAN 2 Pekanbaru.

Lain lagi dengan Sri Rejeki, Penyuluh KB yang juga telah menorehkan prestasi membangun Kampung KB di RW 11 Kelurahan Air Dingin, dan telah banyak memberikan kemajuan di kampung di Rukun Warga itu.

Wilayah Kelurahan Air Dingin, kata Sri, khususnya RW 11 belum ada Kelompok kegiatan kecuali hanya Posyandu. Kelurahan Air dingin merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Simpang Tiga tahun 2016, dan pada Juli 2017 baru terbentuk Kampung KB Berkah Bersama itu.

"Dengan terbentuknya Kampung KB Berkah Bersama di RW 11, Kelurahan Air Dingin, maka terbentuk 12 kelompok kegiatan yang melibatkan seluruh wara RW 11," katanya.

Ke-12 kegiatan tersebut adalah, BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja), BKL (Bina Keluarga Lansia), UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera), PIK Remaja (Pusat Informasi Konseling Remaja) Jalur Masyarakat, PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera), Posbindu (Pos Pembinaan terpadu), Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), UKK (Unit Kerja Kesejahteraan), Kelompok Tani "Berkah Lestari, Bank Sampah Berkah Berlian dan Kelurahan Siaga.

Alhamdulilah atas prestasi tersebut, Kampung KB Berkah Bersama telah menjadi pusat kunjungan dan studi banding dari instansi sejumlah daerah dalam Provinsi Riau dan provinsi tetangga. Sebut saja antara lain kunjungan Direktur Bina Remaja BKKBN Pusat, Ibu Eka, kunjungan Tim Pengerak PKK Provinsi Bengkulu, kunjungan dari BKKBN Provinsi Jambi, dan banyak lainnya.

"Percepatan kemajuan di RW 11 Kelurahan Air Dingin, tentu banyak liku-likunya, akan tetapi saya cukup bangga dengan ibu-ibu di RW ini, mereka antusias untuk mengembangkan Kampung KB yang sebelumnya tidak tahu tentang UPPKS dan lainnya. Namun demikian kemajuan dicapai juga keterlibatan aktif pemangku wilayah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya," katanya.

Begitu pula dengan Muhammad Fauzan Hawari, pelajar kelas II SMAN I Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau meraih juara I dalam ajang apresiasi Generasi Remaja (Genre) Tingkat Nasional 2018 yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Provinsi Riau bangga atas prestasi yang diraih Fauzan sekaligus memecah rekor, karena sejak tahun 2010 hingga 2017 daerah ini belum pernah juara dalam ajang serupa, kendati hanya meraih sepuluh besar dan lima besar," kata Yasni, Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.

Menurut Yasni, prestasi yang diraih Fauzan membanggakan Riau setelah menyisihkan peraih juara dua mahasiswa dari Jawa Tengah dan juara tiga mahasiswa dari Sumatera Selatan.

Atas keberhasilan cemerlang ini, katanya, maka sebagai duta Genre nasional, diharapkan Fauzan dapat mempromosikan program komunikasi informasi edukasi (KIE) ke semua remaja di Riau tentang bagaimana menjadi generasi berencana.

GenRe adalah suatu program di bawah naungan BKKBN yang dikembangkan dalam rangka penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

Duta GenRe adalah remaja yang memiliki pengetahuan, bertindak dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan dan berencana menuju keluarga berencana.

Tujuan dari program GenRe adalah untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana dalam jenjang pendidikan yang terencana, berkarir dalam pekerjaan yang terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi yakni minimal 21 tahun usia perempuan, 25 tahun untuk laki-laki.

Sedangkan kriteria penilaian terhadap peserta lomba --pemenang grand final digelar Selasa (23/10) --adalah kepribadian, pengetahuan tentang GenRe tahu bagaimana memberikan KIE, bagaimana cara mengimbau remaja untuk menghindari nikah dini, jangan menyalahgunakan narkoba, penundaan usia perkawinan yang pada akhirnya menurunkan angka kelahiran.

"Oleh karena itu kita berharap pada Fauzan, untuk selanjutnya bisa mensosialisasikan dan mengedukasi remaja di sekolah-sekolah, tentang KIE agar tahu tentang GenRe," katanya.

Muhammad Fauzan Hawari mengatakan dirinya sebelumnya tidak pernah menyangka akan meraih juara satu nasional, padahal ia hanya berharap masuk sepuluh besar saja.

Fauzan yang mengidolakan BJ Habibie itu menyatakan generasi bangsa adalah generasi pelurus, bukan generasi penerus, artinya ketika orang tua melakukan korupsi, si anak bukan membenarkan namun meluruskan mereka bahwa korupsi itu tidak baik.

Pesannya untuk kalangan remaja di tanah air, tuturnya, "Kenali dirimu, setelah kamu mampu untuk menggali dirimu, kenali bakat yang kamu miliki, setelah itu kembangkan apa yang kamu miliki karena itu adalah modal terpenting dalam menyonsong bonus demografi."

Fauzan adalah anak dari pasangan Syarifah Zein asal Melayu Riau, seorang guru SMP Muhamamdiyah Bangkinang Kota, dengan Muhammad Iksan asal Jatim yang bekerja di Di Dinas Peternakan Kabupaten Kampar.

Indonesia kini telah merdeka, jadi tidak ada alasan untuk berpangku tangan memacu percepatan pembangunan di negeri tercinta ini, mari gelorakan semangat Sumpah Pemuda agar bangsa ini bisa segera sejajar dengan negara-negara maju. Merdeka!