Pasar Bebas Ancam Pangsa Pasar UMKM

id pasar bebas, ancam pangsa, pasar umkm

Pekanbaru, 12/7 (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Indef, Aviliani, meminta pemerintah untuk serius membangun ketahanan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menghadapi ketatnya persaingan pada perdagangan bebas yang mengancam pangsa pasar UMKM di Indonesia.

"Perdagangan pasar bebas mengancam pangsa pasar UMKM kita," kata Aviliani pada jumpa pers UMKM Award yang digelar Bank Riau, di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan dampak perdagangan bebas dari ACFTA (Asean-China Free Trade Area) yang dimulai awal tahun 2010 telah memperlihatkan begitu banyaknya produk dari Cina membanjiri pasar nasional. Akibatnya, banyak pengusaha UMKM yang kalah saing dan kehilangan pangsa pasar di negeri sendiri.

"Sedangkan, masih banyak UMKM kita yang tidak pernah naik kelas atau usahanya stagnan karena tak memahami perkembangan persaingan usaha di perdagangan bebas," ujarnya.

Menurut dia, adalah tugas pemerintah pusat dan daerah untuk terus memberikan pelatihan dan sosialisasi untuk mengembangan UMKM. Salah satu masalah dalam UMKM yang harus segera ditanggulangi adalah ketebukaan dalam usaha, sehingga dapat terus bertahan dan mendapat kepercayaan dari konsumen serta kalangan perbankan.

"Pada persaingan perdagangan bebas, setiap usaha dituntut untuk terbuka karena konsumen semakin pintar dan ingin mengetahui apakah produk yang dibelinya benar-benar aman dan sehat," katanya.

Ia mencontohkan dampak alpanya keterbukaan UMKM dapat dilihat dari kasus bakso daging tikus yang berdampak luas kepada hampir seluruh pedagang yang rata-rata pengusaha dari sektor UMKM. Bahkan, banyk pedagang yang tidak menggunakan daging tikus juga terkena imbasnya karena selama ini tidak terbuka dalam pengolahan produk mereka kepada konsumen.

Ia mengatakan prinsip keterbukaan dalam usaha, khususnya pada sektor UMKM, akan membuat sektor itu lebih kuat menghadapi "kampanye hitam" dan isu negatif yang berpeluang terjadi pada persaingan di perdagangan bebas.

"Pemerintah juga harus terus mensosialisasikan perkembangan pasar dan kriteria yang dibutuhkan UMKM untuk menembus pasar yang lebih luas melalui teknologi. Pengusaha besar yang sebenarnya hanya segelintir di Indonesia relatif bisa bertahan karena mereka mengusai teknologi," ujarnya.