Tembilahan, (Antarariau.com) - Bicara masalah minimnya diversifikasi produk turunan kelapa, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir kembali menyampaikan bahwa solusi konkret dari persoalan tersebut ialah pengembangan industri skala rumah tangga atau home industry.
Terkait rencana kebijakan pengembangan industri skala rumah tangga ini, Bupati Inhil, Muhammad Wardan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Inhil akan menambah anggaran untuk mengadakan pelatihan terhadap masyarakat petani.
"Untuk pelatihan ini, kami sudah melakukan komunikasi dengan Profesor Wisnu Gardjito, ahli kelapa dunia asal Depok. Beliau sepakat untuk menggelar pelatihan bulan depan," ucap Bupati Muhammad Wardan dalam pertemuan bersama perusahaan dan pengumpul kelapa dalam agenda pembahasan stabilitas harga kelapa yang dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir sempat menyentuh titik terendah, Rabu (4/7) lalu.
Bupati mengungkapkan, setelah pelatihan dilaksanakan, langkah selanjutnya yang akan ditempuh adalah pembentukan kelompok-kelompok home industry yang mencakup daerah-daerah sentra produksi kelapa di Kabupaten Inhil serta pengadaan peralatan mesin pengolah kelapa.
"Nah, saat semua langkah ini direalisasikan, kita berharap kelompok-kelompok home industry ini dapat memproduksi sendiri barang jadi berbahan baku kelapa yang memberikan nilai tambah bagi komoditas kelapa kita dan meningkatkan pendapatan masyarakat petani," paparnya.
Selain membahas masalah stabilitas harga kelapa, pertemuan tersebut juga ditujukan untuk mencari solusi ihwal harga kelapa yang cenderung fluktuatif sehingga kedepan harga kelapa tidak lagi menjadi kekhawatiran bagi para petani dan dipolitisasi dengan dijadikan 'komoditas' politik.
"Kami sengaja mengundang Perusahaan dan para pengusaha pengumpul kelapa untuk berdiskusi karena beberapa bulan terakhir harga kelapa sempat anjlok," kata dia.
Menurutnya, persoalan harga kelapa memang menjadi suatu hal yang penting bagi Pemerintah Kabupaten Inhil. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Inhil berprofesi sebagai petani, sektor perkebunan kelapa merupakan tumpuan dari hampir 70 persen masyarakat petani di Inhil.
Dalam pertemuan itu, tampak Pemerintah Kabupaten Inhil, maupun pihak perusahaan dan pengusaha kelapa mengidentifikasi beberapa persoalan yang tengah dihadapi sektor perkebunan kelapa Inhil, mulai dari hulu hingga hilir.
Dari hulu sektor perkebunan kelapa, diketahui jumlah kebun kelapa tua dan rusak, kerusakan infrastruktur perkebunan, minimnya penggunaan teknologi dan bibit unggul masih menjadi problema yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Berbicara hilir sektor perkebunan kelapa Inhil, selain harga kelapa yang cenderung fluktuatif, terdapat juga beberapa masalah yang terjadi, yakni diversifikasi produk turunan kelapa yang masih kurang dan pemanfaatan hasil lain dari kelapa, seperti air kelapa, sabut dan tempurung yang belum optimal.(adv)
Berita Lainnya
Pinjaman modem M2M perekaman e-KTP akan digunakan Meranti di wilayah pelosok
22 February 2023 19:19 WIB
Stasiun Sistem Peringatan Dini akan dibangun di Bengkalis
24 January 2023 19:19 WIB
Pemkab tidak akan intervensi Musorkab KONI Bengkalis
09 December 2022 17:29 WIB
Pemkab Inhil akan serahkan aset bandara Tempuling ke Kemenhub
19 November 2022 16:32 WIB
Pemkab Inhil akan bangun Mall Pelayanan Publik senilai 12 miliar
15 June 2022 19:36 WIB
Banyak jalan rusak di Inhu, semua truk akan diperiksa tim gabungan
04 June 2022 9:36 WIB
Keturunan Rasulullah akan datang ke Meranti bawa rambut Sang Rasul
18 March 2022 18:10 WIB
Usai terpilih sebagai Ketua PBSI Bengkalis, Khairul Umam akan cari pengurus peduli bulutangkis
16 March 2022 18:13 WIB