Uji 35 Sampel Takjil Pasar Ramadhan di Kampar, Ini Hasil yang Didapatkan BBPOM

id uji 35, sampel takjil, pasar ramadhan, di kampar, ini hasil, yang didapatkan bbpom

Uji 35 Sampel Takjil Pasar Ramadhan di Kampar, Ini Hasil yang Didapatkan BBPOM

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan tidak menemukan bahan berbahaya pada aneka takjil yang dijual di pasar Ramadhan di Kabupaten Kampar.

"Dari 35 sampel makanan dan minuman yang diambil di sejumlah pedagang di Bangkinang aman dan nihil bahan berbahaya seperti Boraks, Rhodamin B dan Formalin, " kata Kepala BBPOM Riau Muhammad Kashuri saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Selasa.

Muhammad Kashuri menjelaskan hal ini diperoleh dari peninjauan tim BBPO yang dipimpin dirinya sendiri Senin sore (21/5) kemaren didampingi pejabat dan staf Dinas Perdagangan dan UMK Kabupaten Kampar dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.

Muhammad Kashuri mengatakan, peninjauan dan pengambilan sampel ini mengantisipasi dan menghindari agar masyarakat tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya.

"Kita terus melakukan pemantaun rutin karena ini juga bagian dari kerja sama dan MoU antara BB POM dengan Pemkab Kampar, untuk Kabupaten Kampar akan kita sidak ke Pasar Bangkinang ini dan Pasar Kuok Kecamatan Kuok, namun kita juga pantau untuk daerah-daerah lainnya di Kabupaten Kampar," kata Kashuri.

Menurutnya 35 sampel yang diuji langsung ditempat menggunakan unit labor mobile dan petugas tersebut guna melihat apakah jajanan takjil yang dijual mengandung formalin, boraks, dan pewarna rhodamin B.

Sebab diakuinya Ramadhan sering jadi ajang bagi pedagang untuk berbuat curang.

"Sampai saat ini hasil uji labor masih negatif," tegas Kashuri.

Ditambahkan Kashuri dengan kondisi saat ini adalah progres baik untuk masyarakat Kampar dimana di tahun-tahun yang lalu pihaknya masih menemukan zat pewarna rhodamin B, formalin maupun boraks. Berkat sosialisasi dan edukasi sehingga kini jauh lebih baik.

Semoga kondisi ini dapat dipertahankan dan tidak merugikan masyarakat.

"Ini akan kita pantau terus-menerus semoga ini dapat kita pertahankan," harap Kashuri.

Ia mengimbau masyarakat dan pelaku usaha selalu menjaga keamanan produknya, jangan menggunakan bahan yang berbahaya untuk bahan makanan dan minuman baik zat pewarna, rhodamin B, boraks dan formalin, karena dampaknya ini sangat mengganggu dan merugikan masyarakat.

Kepada masyarakat selaku konsumen agar terus berhati-hati terhadap produk yang akan dibeli, apalagi makanan yang siap saji dapat dikenali dan dilihat ciri-cirinya seperti tidak ada lalat yang mendekat, kalau pada mie basah dengan ciri-ciri tekstur dan bentuknya mengkilat dan kenyal. Sedangkan ciri-ciri yang menggunakan rhodamin B, warna merahnya sangat merah, sedangkan untuk boraks mempunyai ciri seperti kerupuk ada rasa pahit dan getar saat dicoba.

Sementara itu warga Rumbai Vienti (28) mengakui tahu bahwa boraks, formalin dan rhodamin B bahan berbahaya dan tidak boleh dicampur pada makanan dan minuman. Karenanya ia sangat berhati-hati jika hendak membeli jajanan takjil dibulan Ramadhan.

"Kalau beli mie kuning saya perhatikan warna dan kekenyalannya, begitu juga untuk minuman warna yang norak saya hindari karena bisa jadi pakai boraks, " ujarnya.

Diakuinya pedagang jajanan takjil Ramadhan saat ini sepertinya mulai sadar tidak menggunakan bahan berbahaya, sebab pembeli sudah cerdas dan teliti sehingga pasti tidak akan laku dan dibeli orang.

****4***