Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengembangan pariwisata yang dilakukan Kelompok Kerja Wisata Batu Bolah kini menjadi harapan untuk menyelamatkan hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling di Kabupaten Kampar, Riau, yang terancam aksi pembalakan liar.
"Hutan Rimbang Baling sekarang terancam pembalakan liar. Kita tidak bisa menyalahkan warga, tapi salahkan tauke (pemodal) yang membeli kayu-kayunya," kata Kurniawan dari Pokja Wisata Batu Bolah, di Pekanbaru, Kamis.
Pokja Wisata Batu Bolah berisikan sekelompok warga dari sebuah desa atau yang disebut warga setempat kekhalifahan, Batu Songgan. Desa itu merupakan permukiman tua yang sudah ada sebelum kawasan itu ditetapkan oleh pemerintah sebagai Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling. Populasi Desa Batu Songgan mencapai sekitar 105 kepala keluarga dan akses satu-satunya menuju tempat itu adalah melalui Sungai Subayang.
Kurniawan menjelaskan, dahulu masyarakat setempat berprofesi sebagai petani ladang berpindah dan karet. Seiring dengan dilarangnya ladang berpindah dan harga karet anjlok, banyak warga setempat tergiur menjadi pembalak liar.
"Warga kalau diingatkan merasa tidak ada pilihan karena harga karet turun terus. Kita tidak bisa langsung menyalahkan warga begitu saja," ujarnya.
Ia menilai dalam dua tahun terakhir kegiatan pariwisata terus didorong dan membuat gelisah para "tauke" kayu. Hal itu memberi harapan bagi warga untuk meninggalkan kegiatan pembalakan liar dan fokus memajukan potensi wisata Bukit Rimbang Baling.
"Semakin banyak wisatawan datang, 'tauke' jadi resah dan merasa diawasi," ujarnya.
Bukit Rimbang Baling memiliki potensi wisata yang tinggi terutama untuk minat khusus. Tempat ini tidak begitu jauh dari Kota Pekanbaru dan punya pesona alam yang indah dengan hutan dan sungainya yang indah.
Pokja Wisata Batu Bolah membantu pendirian rumah pohon yang bisa digunakan wisatawan untuk menikmati keindahan alam Bukit Rimbang Baling dari ketinggian. Selain itu, kehidupan dan tradisi masyarakat setempat juga menarik wisatawan seperti membuat kerajinan tangan, membuat perahu, hingga piknik di pulau yang ada di tengah sungai.
"Masyarakat juga punya tradisi lubuk larangan, yaitu sebuah bagian sungai yang dilarang memancing ikan, dan hanya dibuka sekali dalam setahun," katanya
Berita Lainnya
Keberadaannya Terus Terancam, Seekor Ikan Dugong Ditemukan Tewas Di Pulau Rupat
07 September 2018 16:55 WIB
Lima pelaku pembalakan liar di Bengkalis diringkus polisi
28 September 2024 11:43 WIB
Polda Riau tangani 10 kasus pembalakan liar sepanjang 2023
28 August 2023 20:06 WIB
Operator alat berat diamankan di kawasan hutan produksi Rohil
05 August 2023 12:21 WIB
175 kayu diduga hasil pembalakan disita polisi di Objek Wisata Gulamo
13 June 2023 19:04 WIB
Pembalakan liar ancam keberadaan harimau sumatera
04 February 2022 1:11 WIB
2.319 kubik kayu hasil pembalakan liar diamankan Polda Riau
20 November 2021 15:42 WIB
Pembalakan liar masih terjadi, Mabes Polri kirimkan bantuan helikopter untuk Riau
19 November 2021 21:15 WIB