Yuk Intip Makanan Korea Kimchi Buatan Pekanbaru yang Beromzet Jutaan Sebulan

id yuk intip, makanan korea, kimchi buatan, pekanbaru yang, beromzet jutaan sebulan

Yuk Intip Makanan Korea Kimchi Buatan Pekanbaru yang Beromzet Jutaan Sebulan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Kimchi, makanan khas Korea yang merupakan fermentasi sayuran, kini sudah bisa didapatkan dengan mudah di Kota Pekanbaru, Riau, berkat usaha yang dirintis oleh seorang perempuan bernama Nofty Ana. Bisnis kuliner tersebut kini sudah bisa meraup omzet jutaan setiap bulan.

"Saya sudah memulai usaha ini sejak tahun 2016 namun belum terlalu dikenal tapi sejak mengikuti pelatihan, seminar, dan juga acara yang diadakan oleh pemerintah seperti Riau expo kemarin, sedikit demi sedikit usaha saya mulai dikenal masyarakat Pekanbaru," kata Nofty Ana, pendiri "Kimchi Pekanbaru", beberapa waktu lalu.

Ana menceritakan awal mula dirinya mendapat inspirasi bisnis kimchi ini dari menonton serial drama Korea. Saat itu lah idenya muncul akhirnya dengan bermodalkan tutorial dari "youtube", dan ia memberanikan membuat kimchi untuk pertama kali.

Percobaan pertamanya gagal dan kurang memuaskan akhirnya dia berinisiatif untuk membeli kimchi dari Jakarta melalui media sosial untuk membandingkan antara kimchi buatannya dan kimchi yang lain. Baru setelah itu dia kembali membuatnya dan akhirnya usahanya berhasil.

Kemudian dia memberanikan diri untuk menjualnya ke masyarakat. Dengan bantuan dari sang kakak yang telah terlebih dahulu memulai usaha rumahannya, "Kimchi Pekanbaru" mulai ia pasarkan sejak 2016 namun baru mulai banyak pembeli setahun setelahnya. Jenis makanan yang berada dalam naungan Ana Healty ini memiliki banyak manfaat yang bagus untuk tubuh. Seperti makanan fermentasi yang bagus bagi kesehatan tubuh karena mengandung bakteri baik, melancarkan pencernaan, bagus dikonsumsi bagi yang sedang diet untuk menurunkan berat badan.

Hingga pada akhirnya produk Ana Healty ini mulai mengikuti berbagai acara seperti Riau expo, Transmart, Bazar UMKM dan juga memasarkannnya kebeberapa supermarket di Pekanbaru.

"Untuk saat ini saya baru memasarkannya di dua supermarket seperti Pasar buah dan lucky. Selain itu Kimchi Pekanbaru juga sudah tersedia di go-food", Jelas Ana.

Ana mengatakan bahwa harga untuk setiap Kimchi Pekanbaru berkisar antara Rp25.000 hingga Rp30.000 perbungkus. Selain Kimchi ia juga membuat beberapa produk rumahan lainnya seperti Soya Milk Drink, Es Mangga Ana dan Ubi Bebeh (singkong siap goreng). Semua produk olahan makanan rumahan yang dibuatnya terjamin higeinis dan sudah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI Riau.

Lebih lanjut ana menjelaskan bagaimana proses pembuatan kimchi ini melalui beberapa tahap. Bahan bahan yang digunakan pun semuanya tersedia dipasar-pasar. Untuk proses pertama pembuatannya yaitu sawi putih dicuci bersih lalu dicampurkan dengan garam diamkan sekitar 5 hingga 7 jam.

Sawi yang didiamkan tadi menghasilkan air dan sawinya menyusut dan asin lalu setelah itu bilas hingga bersih dan tiriskan dengan saringan agar sawinya tidak mengandung banyak air saat difermentasikan. Setelah itu masukkan potongan wartel, bawang bombay, cabe bubuk aduk hingga rata lalu ditutup dan didiamkan 2 sampai 3 hari. Kimchin pun siap dipacking dan didistribusikan.

Menurut dia, Kimchi cocok juga dihidangkan untuk masakan Indonesia, selain tentu saja makanan Korea. "Bisa dipakai untuk masak mie, juga untuk digulai enak juga," katanya.

Untuk sekali membuat kimchi ana mengaku menghabiskan 15 kg sawi putih dengan menghasilkan 50 bungkus kimchi siap jual dan waktu pembuatannya pun sekali seminggu. Satu bungkus kimchi dapat bertahan hingga 2 bulan dalam kulkas dan 2 sampai 3 hari tanpa kulkas.

Dengan bermodalkan Rp500.000 sekali pembuatan, Ana bisa mendapatkan omzet Rp4 juta per bulan.

"Alhamdulillah omsetnya lumayan asalkan bersungguh-sungguh, seperti kata allah Man Jadda Wa Jadda", Jelas Ana.

Selain membuka usaha rumahan, Ana juga tercatat sebagai salah satu mahasiswa S2 Universitas Riau Jurusan FKIP Fisika semester 3 dan juga sebagai tenaga pengajar disalah satu MDA di Pekanbaru. Walaupun banyak aktifitas yang kerjakannya, Ana selalu bisa membagi waktu antara menjalankan bisnis dengan kuliah dan waktu mengajarnya. Terlebih lagi dia menjalankan usahanya sendirian, mulai dari pembuatan hingga pemasarannya pun dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Bahkan ia tidak menyangka bahwa akhirnya produk rumahan hasil olahannya sendiri bisa sampai laris dipasaran. Meski banyak rintangan dan kendala yang dihadapinya, tak membuatnya untuk mundur justru malah semakin termotivasi untuk tetap semangat dalam menjalankan usahanya ini. Terbukti hingga pada akhirnya dia pun meraih kesuksesan dan produknya pun sudah dikenal orang banyak.

Namun yang namaya manusia selalu memiliki keinginan dan pencapaian yang lebih dari yang saat ini. terlebih lagi ia menginginkan usahanya lebih berkembang lagi salah satunya dengan memiliki outlet mengingat saat ini dia hanya menjalankan usahanya disebuah rumah.

*SINTA ALDELA RIZAL, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Universitas Riau