Yuk Intip Wisata Kuliner Kerupuk Jengkol dan Opak Pekanbaru

id yuk intip, wisata kuliner, kerupuk jengkol, dan opak pekanbaru

Yuk Intip Wisata Kuliner Kerupuk Jengkol dan Opak Pekanbaru

Pekanbaru (Antarariau.com) - Jalan Dr. Samratulangi di Kota Pekanbaru, Riau, menjadi "spot" wisata kuliner bagi para pecinta kerupuk opak maupun kerupuk jengkol.

"Saya memilih berjualan disini, karena orang banyak tahunya jual kerupuk jengkol dan opak ya disini," ujar Ida, seorang penjual kerupuk Opak di Jl. Dr. Samratulangi, Pekanbaru, Jumat.

Dengan lokasinya yang tidak jauh dari jalan protokol Jl. Jenderal Sudirman, "surga kuliner" kerupuk jengkol dan opak itu ditandai dengan banyaknya pedagang yang berjualan disepanjang jalan itu. Setidaknya terdapat 15 gerobak yang menjual panganan renyah itu.

Di lokasi ini tidak hanya menjual kerupuk saja, namun juga tersedia berbagai macam dagangan lainnya seperti kue pancung, kue pakis, bika bakar, pinukuik, gorengan dan sebagainya. Bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Pekanbaru, destinasi ini menjadi salah satu objek wisata yang sayang untuk dilewatkan.

Ida mengaku sudah dua tahun berjualan krupuk ditempat itu, yang sebenarnya merupakan usaha turun-temurun keluarganya.

"Awalnya saya cuma membantu orang untuk berjualan kerupuk opak, tetapi setelah itu saya berpikir untuk berjualan kerupuk jengkol dan opak sendiri." tutur Ida.

Kerupuk Jengkol yang terbuat dari buah jengkol tersebut dapat dinikmati dengan menggunakan sambal cabe yang telah disediakan oleh penjual. Sementara itu, untuk kerupuk opak yang terbuat dari ubi kayu dapat dinikmati dengan beberapa variasi, yaitu bisa menggunakan mie di atasnya atau menggunakan kuah sate padang.

Namun, ada bagi sebagian orang juga suka menggunakan sambal cabai saat menikmati kerupuk opak. Untuk produksi kerupuk Opak tersebut Ida mengambil bahan mentah yang didatangkan dari Pariaman, Sumatera Barat, sedangkan untuk kerupuk jengkolnya berasal dari seorang pengecer di Pekanbaru.

Untuk penjualan satu bungkus kerupuk jengkol dengan isi 20 lembar, dibandrol dengan harga Rp50.000. Kemudian untuk satu bungkus kerupuk opak berisi 10 lembar dibandrol dengan harga Rp20.000.

Rata-rata pedagang disana mulai berjualan sejak pukul 09.00 pagi hingga 22.00 WIB.

Hal serupa juga disampaikan As seorang pedagang kerupuk jengkol dan opak lainnya. Wanita yang mengaku telah berjualan sejak tahun 2007 itu bahkan mengaku telah tergabung dalam aplikasi transportasi "online" ojek daring.

Namun As dan para pedagang lainnya menyatakan lokasi tersebut masih butuh perhatian dari pemerintah. Pasalnya Berjualan di badan jalan tentu memberikan resiko tersendiri. Mulai dari ancaman kecelakaan serta macetyang diakibatkan lalu lintas menjadi lebih sempit dan pengguna lainnya merasa terganggu apabila ada satu kendaraan yang berhenti untuk melakukan transaksi jual-beli.

Penulis: Yuri Yolanda Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Riau