Retmon Bensal Putra
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengelola Museum Sang Nila Utama di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengeluhkan jumlah kunjungan ke tempat tersebut yang terus menurun tiap tahunnya.
"Entah dimana salahnya. Kok tiap tahun terus menurun," ucap Koordinator Museum Sang Nila Utama, Endrizal, di Pekanbaru, Selasa.
Endrizal menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk dapat menarik minat kunjungan masyarakat ke tempat tersebut. Salah satunya dengan mengadakan kunjungan semacam promosi ke berbagai sekolah yang ada di Kota Pekanbaru. Namun sayangnya upaya tersebut masih belum membuahkan hasil yang sesuai harapan.
Lebih jauh Endrizal menuturkan bahwa dari data kunjungan tersebut, jumlah pengunjung paling tinggi berada di tahun 2014 dengan total kunjungan mencapai 33.798 orang. Dimana kelompok pengunjung tertinggi berasal dari kalangan anak taman kanak-kanak dengan jumlah 7.619 orang. Selanjutnya diikuti pelajar SMP berjumlah 7.613 orang dan SD 7257 orang. Sedangkan untuk kunjungan dari pihak masyarakat umum mencapai 5608 orang.
Sedangkan untuk kunjungan pada tahun 2015 malah mengalami penurunan tajam yaitunya 28.799 pengunjung. Namun kondisi tersebut mulai membaik pada tahun 2016 dengan total 32.054 pengunjung. Tapi sayangnya pada tahun 2017 jumlah kunjungan ke museum tersebut kembali menurun dengan total mencapai 21 ribu orang.
"Kita sangat menyayangkan rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. Soalnya disini kan banyak sejarah yang bisa dipelajari. Atau setidaknya untuk wisata edukasi bagi keluarga," keluhnya.
Upaya lain yang ditempuh pihak pengelola adalah dengan mengadakan perobahan tema pada koleksi pajangan. Dijelaskan Endrizal bahwa hal ini merupakan cara yang diberlakukan pihak pengelola agar dapat memberikan nuansa baru bagi masyarakat yang datang. Ia mencontohkan untuk saat ini hingga beberapa waktu kedepan, pihak pengelola Museum Sang Nila Utama memberlakukan tema senjata dan alat musik jaman dulu.
Dari sejumlah koleksi yang terpajang, terdapat berbagai macam senjata yang dipergunakan masyarakat baik untuk berburu maupun dalam hal bertarung. Seperti Pistol Lantak yang memang telah ada semenjak masa penjajahan Belanda, maupun pedang samurai asli sisa penjajahan Jepang. Selain itu di lokasi tersebut juga terdapat beberapa alat musik seperti Gambus, akordion kuno hingga radio yang masih terbuat dari kayu dan porselain.
Ke depannya Endrizal mengatakan bahwa untuk meningkatkan kunjungan tersebut pihaknya akan mengadakan "Roadshow" atau kunjungan ke sejumlah sekolah yang berada di wilayah Bengkalis, Rohul dan Meranti. Ia berharap agar kedepan kunjungan masyarakat ke Museum Sang Nila Utama dapat meningkat. Pasalnya ia menilai dengan mendatangi museum, setidaknya masyarakat saat ini dapat mengenal sejarah maupun dapatkan gambaran kehidupan masyarakat masa lalu.
"Silakan datang. Ini gratis tidak dipungut biaya," katanya lagi.*
Berita Lainnya
Museum Batik Pekalongan bangun keterlibatan publik untuk dongkrak jumlah pengunjung
05 February 2022 15:23 WIB
Pengunjung Museum Nasional Terpukau Keindahan Lukisan Asal Tiongkok
31 August 2017 9:50 WIB
Ini Tanggapan Pengunjung Museum Riau Soal Hilangnya Sejumlah Benda Pusaka
21 March 2017 23:10 WIB
Pengunjung Museum Turun Selama Ramadhan
24 August 2010 9:25 WIB
Kurangkai sejarah dan budaya di Sang Nila Utama bersama muridku
28 June 2023 14:01 WIB
SKK Migas-Chevron Corner tempat belajar Migas di Museum Sang Nila Riau
30 March 2021 15:42 WIB
Museum Sang Nila Utama Pekanbaru tutup selama pandemi
07 November 2020 17:20 WIB
30.734 wisatawan padati Museum Sang Nila Utama pada Januari-November 2019
10 December 2019 14:39 WIB