Masyarakat Banyak Tak Tahu Siapa Calon Gubernur Riau, KPU Kurang Sosialisasi?

id masyarakat banyak, tak tahu, siapa calon, gubernur riau, kpu kurang sosialisasi

Masyarakat Banyak Tak Tahu Siapa Calon Gubernur Riau, KPU Kurang Sosialisasi?

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah warga dari berbagai daerah di Provinsi Riau menyatakan masih kurangnya sosialisasi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah 2018 setempat oleh Komisi Pemilihan Umum setempat.

"Saya saja tidak tahu siapa Cagub yang mencalonkan dan sudah dinyatakan akan kami coblos, " kata Okta (21) mahasiwi Universitas Riau kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Menurut masiswa semester IV ini, minimnya sosialisasi itu terlihat dari tidak semaraknya baliho dan himbauan kandidat calon gubernur yang akan maju.

"Orang tua di kampung dan tetangga juga belum ada yang tahu dan tidak pernah melakukan perbincangan seputar Pilgub," katanya.

Hal yang sama juga dirasakan Sarah yang juga mahasiwa, bahwa gema Pilkada di Riau itu seperti tidak ada, dan relatif sepi jika dibandingkan dengan daerah lain, misalkan Pilkada DKI Jakarta yang sudah lewat.

"Malah kalau katanya sudah kampanye, kok saya belum tahu siapa saja calonnya bagaimana mau memilih," ujarnya.

Padahal, menurut dia, banyak generasi muda yang potensial sebagai pemilih pada pesta politik lima tahunan itu.

"Kalau ditanya saya mau pilih siapa bingung tak tau, karena tidak kenal para Cagubnya," ujarnya.

Ia bahkan menyarankan agar KPU bisa lebih aktif lagi mem-"viral"-kan momen Pilkada Riau, karena banyak cara mudah untuk itu terutama lewat media sosial.

"Kami kan rata-rata punya medsos, facebook, instagram, tetapi sejauh ini belum ada tuh yang ivent atau kreatifitas KPU tampil sehingga membuat kita kaula muda tertarik dan tahu tentang semua yang berkaitan dengan Pilkada," imbuhnya.

Senada dengan itu Seorang pedagang nasi ampera di Jalan Patimura Dwi bahwa ia tidak tahu apakah akan ada Pilkada, kapan waktunya dan siapa saja peserta.

"Saya sibuk jualan untuk mencari sesuai nasi bagi keluarga, namun memang sejauh ini tak ada dengar apa itu Pilkada dan siapa yang ikut, " ujarnya sambil menggeleng.

Ia juga mengaku tidak terlalu perduli siapapun nantinya yang akan menang dan maju, karena merasa tidak memberikan manfaat bagi kehidupan ekonomi keluarganya.

"Dari dulu hidup saya begini saja tidak ada perubahan siapapun Gubernurnya, " katanya pesimis.

Sementara itu Ketua Harian Koalisi Riau Bersatu Zulmizan mengakui selama proses kampanye yang dilakukan dalam zona Paslon nomor urut 1 Syamsuar-Edy Natar Nasution ke beberapa daerah mereka mendapati sosialisasi Pilgub oleh KPU dan Pemerintah sangatlah minim.

"Jauh panggang dari api." Kenyataan ini kami temukan dalam banyak momentum kampanye dengan bertanya kepada masyarakat yang hadir "Siapa yamg belum tahu ada Pemilihan Gubernur Riau pada tahun ini?", cukup banyak yang tunjuk tangan," ucap Zulmizan.

Demikian sebut Zulmizan saat warga ditanyakan kapan pelaksanaan Pilgub Riau tidak juga ada yang tahu.

Hal ini keluhnya membuat para timses pemenangan kerepotan dan kelabakan harus mampu menjelaskan lagi.

"Akibatnya kerja kami sebagai tim pemenangan yang seharusnya hanya memikirkan dan melaksanakan strategi pemenangan, mau tak mau harus ikut bekerja keras menyosialisasikan hal-ikhwal berkaitan Pilgubri itu sendiri, " tuturnya.

Ia menyatakan kondisi ini sangatlah ironi karen di sisi lain dituntut target partisipasi pemilih yang tinggi di Riau.

Ia menilai dengan sosialisasi yang minim ditambah dengan pembatasan alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye.

"Kami khawatir hasil Pilgubri akan kurang maksimal dan bisa meleset dari kondisi ideal yang diharapkan," pungkasnya pesimis.

Ketua KPU Riau Nurhamin saat dimintai tanggapannya membantah kalau selama ini mereka tidak bekerja melakukan sosialisasi ke masyarakat. Karena memang secara pola tidak terlihat sebab adanya proses perubahan cara sosialisasi jaman dulu dengan sekarang.

"Proses sosialisasi sudah kami lakukan hanya sekarang caranya sudah berbeda kalau dulu itu ekslusif (khusus) sekarang inklusif (meluas) dengan melibatkan proaktif masyarakat lewat berbagai moment budaya dan keseharian," ujar Nurhamin.

Misalkan sebut Nurhamin yang sudah dilakukan KPU saat proses "coklit" data pemilih, pihaknya mengundang proaktif rumah tangga untuk ikut melaporkan kalau ada yang belum didatangi petugas.

Selain itu juga menempelkan bukti stiker di setiap rumah.

"Ini kan memberikan pro aktif kita terhadap sosialisasi ke masyarakat, " ujarnya.

Tentunya diakuinya tidak hanya mengharapkan tenaga dan sumberdaya lima orang komisiner yang ada saja akan tetapi melalui jejaring Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang terbentuk hingga ketingkat desa, RT/RW.

Selain itu KPU sudah membuat rencana sosialisasi ke kampus, sekolah, pertemuan dengan ormas.

"Ketika kita buat jadwal pencocokan dengan tahapan kampanye itu berbenturan, tetapi kami akan lakukan itu lagi beberapa bulan kedepan, " ucap Nurhamin.

Bahkan sambung dia KPU Riau secara nasional sudah termasuk yang sesuai jadwal dari wilayah lain dalam hal tahapan APK.

"Pemasangan APK sudah mulai bulan ini provinsi lain malah ada yang belum, pencetakan sudah selesai, " imbuhnya.

Ia yakin setelah pemasangan APK selesai maka dengan sendirinya semakin tersosialisasi ke masyarakat.