Pengamat: Politisasi Etnis Bakal Warnai Pilgub Riau 2018

id pengamat politisasi, etnis bakal, warnai pilgub, riau 2018

Pengamat: Politisasi Etnis Bakal Warnai Pilgub Riau 2018

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pengamat Sosial Masyarakat dan Sosiologi Politik dari Universitas Riau, Rawa El Madi, mengatakan politisasi etnis kemungkinan besar akan mewarnai pelaksanaan Pemilihan Gubernur Riau pada 2018.

"Masih ada politisasi etnis di Riau adalah dampak dari masa lalu, yang sampai sekarang masih ada dan masih cukup kuat pada proses politik untuk jabatan politik kepala daerah," kata Rawa El Madi, di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan, perspektif etnis yang masih kuat mempengaruhi proses politik ini dipengaruhi sejarah masa lalu karena awalnya Riau

bergabung dalam Provinsi Sumatera Bagian Tengah, yang pusat pemerintahannya di Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu membuat mendapat protes dari masyarakat Riau kepada pemerintah pusat karena mereka merasa tidak diperhatikan.

Meski akhirnya Riau menjadi provinsi pada 9 Agustus 1957, lanjutnya, hingga dasawarsa 1970-an dibidang ekonomi dan politik Riau masih didominasi oleh Sumbar dalam hal ini etnis Minang.

"Sampai ke camat-camat itu didominasi oleh Sumbar, dan itu menimbulkan persepsi etnis yang negatif terhadap orang Minang," katanya.

Meski Indonesia kini sudah memasuki era reformasi, lanjutnya, persepsi etnis kemudian dipolitisasi meski faktanya di kota-kota berpenduduk besar seperti Pekanbaru dan Kampar, masyarakatnya sudah multietnis meski dominan masih keturunan Minang.

"Ada politisisasi budaya dari sekelompok orang Pekanbaru, Kampar dan Kuantan Singingi, bahkan dari orang Minang kelahiran Pekanbaru yang tak mengakui sebagai orang Minang," ujarnya.

Baca juga:Begini Hasil Survey LSI Terkait Perilaku Masyarakat Riau Jelang Pilgub

Menurut dia, politisasi etnis ini kemungkinan besar akan menghambat langkah petahana Arsyadjuliandi (Andi) Rachman ketika maju kembali

pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Riau 2018. Sebabnya, Andi Rachman berdarah Minang meski lahir di Kota Pekanbaru.

"Untuk maju lagi sebagai gubernur, posisi Arsyadjuliandi Rachman dibebani dengan sejarah politik yang ada di Riau. Bahkan, ia sulit

mendapat dukungan yang sesungguhnya dari partainya sendiri, dan akan ada kelompok elit yang jadikan isu etnis itu jadi isu penting saat

kampanye," ujarnya.

Andi Rachman memenangi Pilgub Riau pada 2013 sebagai Wakil Gubernur untuk mendampingi Annas Maamun. Ketika Annas Maamun dicopot dari jabatan gubernur akibat terjerat kasus korupsi, Andi Rachman dilantik menjadi Gubernur Riau pada 2016.