Pekanbaru (Antarariau.com) - Manajemen PLN Wilayah Riau Kepri mengumumkan membuka pintu air waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, Sumatera Barat pada Jumat pukul 14.00 WIB guna pengamanan.
"Elevasi waduk saat ini 3 Maret 2017 mulai pukul 08.00 WIB sudah mencapai 80.48 diatas permukaan laut (mdpl)," kata Manager SDM dan Humas PLN Riau-Kepri Dwi Suryo di Pekanbaru, Jumat.
Dwi merinci saat ini kapasitas air yang masuk ke waduk atau inflow sudah mencapai 2196.5 m3/detik. Artinya posisi elevasi 80,48 mdpl sudah mendekati ambang batas aman.
Karena itu sebut, Dwi Suryo pihaknya pada tahap awal akan membuka satu pintu air dari tiga yang tersedia.
Tujuannya mengurangi debit air dikarenakan batas aman Waduk PLTA Koto Panjang adalah 82,5 mdpl.
"Pembukaan pintu air waduk yang direncanakan pada Jumat pukul 14.00 WIB mempertimbangkan kondisi hulu PLTA yang terus mengalami kenaikan air dengan intensitas curah hujan tinggi," terang Dwi.
Ia menjelaskan dengan dibukanya satu pintu waduk PLTA Koto Panjang maka wilayah Kabupaten Kampar yang menjadi hilir dari aliran Sungai Kampar akan mengalami luapan.
Ia memperkirakan dari posisi saat ini akan ada penambahan kenaikan permukaan air sungai di sisi hilir Kampar sekitar 30-50 centi meter.
"Sebab jika tidak dilakukan pembukaan dampaknya baik bagi waduk yang dikhawatirkan bisa jebol, termasuk pemukiman warga disisi waduk akan kebanjiran itu sangat membahayakan lagi," tegasnya.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah Kabupaten Kampar, Riau sekitarnya waspada banjir akibat luapan air Sungai.
"Kami peringatkan untuk tidak bermain-main disekitar bantaran sungai karena kemungkinan ada luapan sewaktu-waktu," tegasnya.
Ia menambahkan pihaknya sudah menyampaikan peringatan ini jauh hari sebelumnya.
Selanjutnya sudah meneruskan peringatan kepada para camat sekitar wilayah.
Ia mengatakan, BPBD telah meminta camat untuk menyampaikan peringatan kepada masyarakatnya.
"Camat diminta memberitahu Kepala Desa atau Lurah agar waspada banjir," ucapnya.
Selain itu Kepala Desa juga diminta mempersiapkan tempat pengungsian dan jalur evakuasi serta mengamankan barang yang mudah rusak terkena air.