Pekanbaru, 11/3 (ANTARA) - Tim dari Komisi IV DPR mensinyalir keberadaan dua jalan atau koridor milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menjadi akses masuk bagi aktivitas perambahan dan pembalakan liar di Taman Nasional Tesso Nilo di Provinsi Riau. "Keberadaan jalan RAPP menjadi perhatian serius Komisi IV DPR karena diduga menjadi tempat masuk bagi aktivitas negatif yang merugian kelestarian Taman Nasional Tesso Nilo," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Subagio, di Pekanbaru, Kamis. Firman mengatakan hal tersebut usai melakukan peninjauan kawasan hutan di beberapa daerah di Riau. Dalam peninjauan tersebut, ujarnya, tim dari Komisi IV DPR mendapat banyak informasi dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo mengenai dampak negatif dua koridor milik RAPP itu terhadap laju perambahan taman nasional. "Kami akan membicarakan hal ini lebih serius dengan Menteri Kehutanan untuk menentukan pilihan agar perusahaan menutup jalan itu karena harus melihat aspek ekonomi dan sosialnya," ujarnya. Satu koridor tersebut berada di Kabupaten Pelalawan yang berbatasan dengan Tesso Nilo, yakni di daerah Ukui sepanjang 28 Kilometer (KM) yang menghubungkan daerah perkebunan akasia ke pusat pengolahan kayu RAPP di Pangkalan Kerinci. Sedangkan, koridor lainnya sepanjang sekitar 50 km yang juga menghubungkan daerah perkebunan perusahaan di daerah Baserah, Kabupaten Indragiri Hulu, ke Pangkalan Kerinci. Tesso Nilo ditetapkan sebagai taman nasional, khususnya sebagai habitat gajah dan harimau sumatra, berdasarkan SK Menhut No. 255/2004 seluas 38.576 haktar (ha). Kawasan tersebut kemudian diperluas menjadi 83.068 ha pada Oktober 2009. Dua koridor tersebut menjadi akses masuknya perambahan. Berdasarkan data Balai TNTN, diperkirakan ada 1.700 keluarga yang menduduki kawasan konservasi tersebut dan mengakibatkan sekitar 24 ribu hektare kawasan tersebut beralih fungsi menjadi permukiman dan perkebunan kelapa sawit. Rinciannya, di kawasan TNTN yang lama ada sekitar 700 keluarga dan sekitar 1.000 keluarga berada di kawasan perluasan. "Kita harus mencari solusi untuk pelestarian Tesso Nilo karena luas yang ada tidak sebanding dengan kemampuan balai taman nasional hanya hanya memiliki sekitar 14 polisi kehutanan," katanya. Secara terpisah, Manager Hubungan Media PT RAPP Nandik Sufaryono membantah dua koridor tersebut selama ini digunakan sebagai akses bagi perambahan dan pembalakan liar di Tesso Nilo. "Sejauh ini jalan koridor tersebut merupakan jalur transportasi RAPP dari Estate Ukui dan Estate Baserah menuju Pangkalan Kerinci," ujar Nandik. Namun, ia belum bisa berkomentar mengenai jalan alternatif lain yang bisa digunakan perusahaan apabila pemerintah meminta RAPP untuk menutup dua koridor tersebut.
Berita Lainnya
Demi keselamatan, RAPP tutup sementara jalan koridor
20 December 2023 9:50 WIB
Erick Thohir ungkapkan Indonesia Water Fund jadi solusi perluas akses air bersih
17 October 2022 11:43 WIB
IMM Bengkulu tolak BPJS jadi syarat akses layanan publik, kenapa?
07 March 2022 18:33 WIB
Saat pandemi COVID-19, akses air bersih dan sanitasi harus jadi prioritas
19 February 2021 16:35 WIB
Program Jaring Diharapkan Jadi Akses Keuangan Bagi Nelayan di Bengkalis
03 May 2016 20:30 WIB
Buron pemodal perambah Taman Nasional Tesso Nilo dibekuk
22 November 2022 17:52 WIB
WWF sebut tersangka Bathin Hitam "pemain lama" perambahan Tesso Nilo, begini penjelasannya
14 August 2019 19:47 WIB
Polisi tangkap tokoh adat "Batin" perambah Taman Nasional Tesso Nilo, begini penjelasannya
14 August 2019 19:42 WIB