Tokyo (Antarariau.com) - Tim peneliti di Japan National Institute of Informatics (NII) mengingatkan adanya bahaya pencurian sidik jari dari foto-foto dengan pose dua jari atau jari yang membentuk simbol "peace".
Teknologi rekognisi sidik jari saat ini terjual bebas untuk memverifikasi identitas, seperti saat menyalakan ke ponsel pintar, tablet atau komputer laptop.
Penyebaran perangkat mobile dengan kamera berkualitas tinggi dan situs media sosial di mana foto dapat dengan mudahnya diunggah, meningkatkan risiko bocornya informasi personal.
Para peneliti NII mampu mengkopi sidik jari berdasarkan foto yang dijepret dengan kamera digital sejauh tiga meter dari subyek.
"Hanya dengan menunjukkan tanda peace saat foto, sidik jari sangat mudah tersebar," kata peneliti NII Isao Echizen pada Sankei Shimbun, seperti dilansir AFP.
"Data sidik jari dapat dibuat ulang jika sidik jari jelas terlihat dengan fokus dan pencahayaan yang baik," kata Echizen pada TV Yomiuri.
Dia menambahkan teknologi canggih tak diperlukan untuk pencurian identitas tersebut dan siapapun bisa melakukan itu.
NII mengatakan, mereka mengembangkan film transparan yang mengandung titanium oksida yang bisa ditempelkan di jari untuk menyembunyikan sidik jari.
Tapi teknologi itu belum siap tersedia setidaknya dua tahun dari sekarang.
Berita Lainnya
Berfoto Dengan Ahok, Dilarang Pose Dua Jari
26 October 2016 10:50 WIB
Dua korban Sriwijaya Air teridentifikasi lewat sidik jari, ini identitasnya
13 January 2021 21:44 WIB
Terkait foto "dua jari", Panglima TNI-Kapolri Bantah itu dukung Prabowo-Sandi
02 January 2019 19:46 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB