Pemerintah Resmi Canangkan Industri Hilir Sawit

id pemerintah resmi, canangkan industri, hilir sawit

Dumai, 24/1 (ANTARA) - Pemerintah secara resmi mencanangkan pengembangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical di Kuala Enok dan Dumai di Kawasan Industri Dumai (KID), Pelintung, Dumai, Riau, Sabtu. Pencanangan itu dilakukan langsung Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dan pejabat daerah setempat. "Klaster industri hilir kelapa sawit ini nantinya menjadi salah satu penggerak roda perekonomian nasional yang berbasis kepada sumber daya alam terbarukan," ujar Hatta sebelum acara pencanangan itu. Dia juga mengatakan, pengembangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical pada dua lokasi yang berbeda di Riau itu merupakan salah satu rencana aksi dari revitalisasi industri. Pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit itu bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah yang memfokuskan pada tiga strategi pembangunan yakni peningkatan sumber daya alam. Kemudian meningkatkan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga industri harus diintervensi melalui kebijakan tidak lagi menjual bahan baku (industri hulu) tetapi juga industri hilir dan terakhir meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Untuk meningkatkan daya saing, lanjut Menko Bidang Perekonomian, maka pemerintah telah membuat berbagai terobosan dalam program 100 hari pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu II dengan maksud menghilangkan seluruh hambatan pembangunan bidang ekonomi yang terjadi selama 2004-2009. Melalui program tersebut terdapat 45 program dengan 130 rencana aksi dan dari jumlah itu untuk bidang ekonomi terdapat 19 program dengan 52 rencana aksi termasuk pencanangan klaster, penyelesaian masalah tata ruang dan sebagainya. "Salah satu revitalisasi yang kita lakukan di bidang industri adalah melakukan klaster-klaster ekonomi sehingga menghasilkan nilai tambah yang membawa berbagai dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi," jelasnya. Gubernur Riau, Rusli Zainal, dalam lAporannya menyebutkan, Provinsi Riau dengan luas daerah 130 ribu meter per segi dengan 12 kabupaten/kota dan jumlah penduduk 5,2 juta jiwa memiliki bagi pengembangan industri hilir kelapa sawit. Pada akhir tahun 2008, provinsi penghasil minyak dan gas itu memiliki luas perkebunan kelapa sawit sekitar 2,3 juta hektar dengan sebanyak 6 juta ton per tahun yang sebagian besar diekspor ke luar negeri dengan 91 negara tujuan. "Riau mulai mengembangkan perkebunan kelapa sawit sejak tahun 1980-an dan kehilangan triliunan rupiah karena tidak mampu melaksanakan industri hilir dari satu komoditas perkebunan itu," ujarnya.