Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat daya beli petani Riau subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,15 persen pada Agustus 2016.
"Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen," kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Riau Ir Tri Wahyu Joko Pratomo dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, indeks harga yang diterima petani Riau pada Agustus 2016 relatif stabil disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,24 persen khususnya kepiting laut, kerang, bawal dan lainnya.
Ia menyebutkan indeks harga yang diterima petani pada kelompok perikanan budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen khususnya mas, nila dan gurame.
"Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen khususnya cabai merah, kacang panjang, gula pasir, buncis, gabus dan lainnya," katanya.
Untuk dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tercatat sebesar 0,31 persen khususnya solar, keranjang, umpan dan lainnya.
Ia menyebutkan, pada Agustus 2016 untuk kelompok Penangkapan Ikan (NTN) NTN mengalami penurunan sebesar 0,39 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani Riau mengalami penurunan sebesar 0,24 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen.
"Penurunan indeks diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 0,85 persen khususnya kepiting laut, kerang, bawal dan lainnya," katanya.
Kenaikan indeks dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen khususnya cabai merah, kacang panjang, gula pasir, buncis, gabus dan lainnya. Sedangkan indeks BPPBM tercatat sebesar 0,28 persen khususnya solar, umpan, mata pancing dan lainnya.
Ia mengatakan, untuk Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) selama Agustus 2016, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya nilai indeks yang diterima petani tercatat sebesar 0,42 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks diterima petani Riau yang tercatat sebesar 0,16 persen.
Sementara itu naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,42 persen khususnya mas, nila dan gurame.
"Akan tetapi kenaikan nilai indeks yang dibayarkan petani Riau disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen khususnya cabai merah, kacang panjang, gula pasir, buncis, gabus dan lainnya dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,35 persen khususnya keranjang, pellet, ikan segar/rucah, benih lele,"katanya.
Berita Lainnya
BPS nyatakan ekspor timah dan nontimah Babel naik 132 persen
02 September 2021 10:51 WIB
BPS nyatakan ekspor minyak mentah Riau triwulan I anjlok 100 persen
05 May 2020 11:12 WIB
April 2017, BPS Nyatakan Riau Mengalami Inflasi 0,19 Persen
02 May 2017 14:20 WIB
BPS Riau Nyatakan Nilai Tukar Perikanan Naik 1,12 Persen
20 July 2016 19:45 WIB
Menkeu Sri Mulyani sebut inflasi pangan bergejolak jadi fokus pemerintah jaga daya beli
30 January 2024 15:12 WIB
Jokowi: BLT El Nino bantu daya beli masyarakat terdampak iklim
14 December 2023 15:58 WIB
Pemerintah Indonesia jaga daya beli masyarakat dengan gelar pasar murah di 341 titik
26 June 2023 14:38 WIB
Menaker Ida Fauziyah berharap penyesuaian formula upah minimum 2023 jaga daya beli
19 November 2022 11:29 WIB