Alami Pemadaman Tiga Hari berturut-turut, Warga Pekanbaru Kecewa

id alami pemadaman tiga hari berturut-turut warga pekanbaru kecewa

Alami Pemadaman Tiga Hari berturut-turut, Warga Pekanbaru Kecewa

Pekanbaru (Antarariau.com) - Sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengaku kesal dengan ulah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat karena memutuskan aliran listrik, sehingga menyebabkan pemadaman dalam tiga hari secara berturut-turut, terutama di waktu beban puncak.

"Kita sebagai pelanggan PLN, merasa kecewa. Kenapa di suatu wilayah, selama tiga hari di waktu hampir bersamaan terjadi pemadaman?. Waktu bagi umat muslim ingin beribadah salat magrib lagi," kata Rika Indah (29), warga yang tinggal di kawasan Panam, Pekanbaru, Rabu.

Ia merinci, seperti pemadaman terakhir yang dilakukan pada Selasa (2/8), memakan waktu selama 1,5 jam atau 90 menit di mulai sekitar pukul 18.30 Wib dan listrik baru dihidupkan tepat jam 20.00 Wib.

Kondisi sama, juga dialami ribuan kepala keluarga di daerah tersebut seperti pada Senin (1/8), listrik baru dihidupkan sekitar pukul 21.15 Wib setelah satu jam sebelumnya padam dan Ahad (31/7), listrik dipadamkan selama hampir 30 menit karena baru menyala sekitar jam 19.30 Wib.

Menurutnya, baik PLN wilayah dan PLN area setempat kembali tidak transparan terhadap pelanggannya terutama mengenai kondisi listrik terkini dan langkah yang siambil sebagai antisipasi dalam waktu dekat.

"Seperti pemadaman bergilir diberlakukan sebagai antisipasi untuk Pekanbaru, mau dibilang kepada kita lewat media. Sebab, kita tahu bahwa listrik di Riau masih defisit, apalagi di Sumatera," ucap Rika.

Adi Ardo (35), warga lain di Pekanbaru menyatakan, pemadaman listrik yang terjadi pada saat warga di daerah tersebut sangat membutuhkan seperti salat magrib, di mana warga berencana melaksanakan ibadah, mandi dan makan malam.

"Setiap magrib atau kalau malam sudah datang, PLN seperti mau ngajak berantam. Tiap hari mati lampu dan sudah sepekan lebih. Apalagi sekarang, tak ada pemberitahuan," tegasnya.

Sebagai pelanggan PLN, bebernya, warga setempat diharuskan untuk membayar listrik tepat waktu, bahkan disarankan agar pembayaran dilakukan tidak terlambat demi menghindari sanksi berupa denda.

Data PLN Wilayah Riau dan Kepri menyebut, beban puncak listrik di Riau mencapai 600 MW. Sementara pasokan di Riau sendiri hanya 370,6 MW terdiri Teluk Lembu di Pekanbaru 145,2 MW, lalu Koto Panjang di Kampar 95,7 MW dan Balai Pungut di Duri, Bengkalis 129,7 MW, sedangkan sisanya dari sistem interkoneksi.

"Antara kewajiban dan hak didapat, tidak seimbang. Kita sudah bayar tak pernah telat, tapi pelayanan belum memuaskan. Sepekan terakhir, terjadi pemadaman. Coba kalau telat, pasti dicabut meteran listrik," paparnya.

Petugas PLN Pengatur Beban Riau, Ronal Hutahean mengatakan, dalam beberapa hari terakhir pihaknya menemukan gangguan pada sistem transmisi di provinsi itu dan berakibat pada kurangnya pasokan listrik di daerah tersebut.

"Kami mohon maaf. Terjadi gangguan transmisi seperti Duri-Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir. Kondisi itu menyebabkan pembangkit di Balai Pungut lepas, sehingga ada beberapa penyulang dilepas karena emergency. Sekarang, lagi proses penormalan," katanya.