Hearing Komisi I DPRD Pelalawan, Mahasiswa Tuntut Direktur AKNP

id hearing komisi, i dprd, pelalawan mahasiswa, tuntut direktur aknp

Hearing Komisi I DPRD Pelalawan, Mahasiswa Tuntut Direktur AKNP

Pelalawan, (Antarariau.com) - Pihak Kampus dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Pelalawan (AKNP) melakukan hearing dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk menyampaikan beberapa tuntutan kepada pihak manajemen kampus dan direktur agar segera di bahas.

"Dari perbincangan rapat kemarin ada 18 tuntan yang kami ajukan,"kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) AKNP Andre Widhianto, Rabu.

Ia mengatakan selama ini masalah di internal AKNP sangat kompleks.

"proses pembelajaran tidak maksimal, tidak ada ujian kompetensi, fasilitas juga berkurang satu persatu dan rusak,"lanjutnya.

Lebih lanjut ia menilai direktur AKNP Drs. Muktarius memiliki dua jabatan yakni sebagai kepala bidang pendidikan di Dinas Pendidikan Pelalawan juga sebagai direktur di kampus tersebut sehingga kerjanya tidak maksimal.

"Kami sudah menyampaikan ketika rapat hearing ingin beliau memilih apakah di KNP atau di Dinas Pendidikan,"ujarnya.

Menurutnya banyak kejanggalan yang ada jika melihat anggaran yang cukup besar dari APBD Pelalawan untuk membantu kampus yang dibentuk pada era SBY ini namun masih terlihat miskin.

"Pemutusan listrik sering terjadi, wifi sudah mati sejak awal tahun ini sampai sekarang,"terangnya.

Adapun 18 tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa AKPN dan dosen pengajar yang mendukung adalah listrik sering mati, wifi mati, seragam praktek belum diberikan, Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) belum diberikan (untuk tingkat 4), tidak transparan dana Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), lebih banyak teori daripada praktek, tidak ada rekomendasi pekerjaan seperti dijanjikan, banyak ruangan yang kondisinya buruk, lab kurang bersih, nama baik tercemar karena ada dugaan korupsi di internal AKNP, tidak ada ujian kompetensi, tunggakan listrik, tv, dan kantin, tidak ada pembangunan lanjutan, alat penunjang kegiatan mahasiswa tidak ada, penerangan kampus, dan kurangnya kepedulian direktur terhadap mahasiswa AKNP. (Agustine Sri Pamungkas)