Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 80 persen pengadaan sapi kurban di Riau itu adalah pasokan pedagang dari luar provinsi, yakni Sumatera Utara, Lampung, dan provinsi lainnya.
"Peternak lokal di Riau hanya mampu menyuplai hewan kurban sekitar 20 persen dari total kebutuhan," kata Kepala Bidang Agribisnis, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Heri Afrizon di Pekanbaru, Selasa.
Di mana para pedagang sapi kurban asal luar Riau kini menjelang perayaan haji sudah mulai marak di pasar memperdagangkan sapi ke masyarakat setempat.
Sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memastikan ketersediaan hewan kurban untuk perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah di Provinsi Riau aman.
"Kebutuhan hewan kurban di Riau aman ini terbukti dari laporan yang kami terima di pasaran bahkan ketersediaan surplus," katanya.
Ia mengakui pasokan hewan kurban di Riau memang didominasi peternak luar provinsi, walau mai ada berasal dari lokal.Namun ia menjamin hingga hari H semua kebutuhan dan permintaan akan terpenuhi.
"Walaudominan dari luar kita bersyukur tidak ada kelangkaan hewan kurban tahun ini. Harganya pun cukup beragam, tergantung berat badan hewannya. Untuk hewan dengan berat 80-90 kilogram, harga berkisar antara Rp17 juta hingga Rp18 juta," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Heri, Pemprov Riau mengimbau masyarakat agar tidak khawatir terhadap ketersediaan hewan kurban menjelang hari besar umat Islam tersebut.
Selain memastikan ketersediaan hewan kurban, Pemprov Riau melalui Dinas PKH Riau juga terus mengawasi kesehatan hewan kurban agar sesuai syariat dan layak konsumsi.
"Kami juga meminta para pedagang untuk melengkapi hewan kurban mereka dengan surat keterangan kesehatan hewan. Tim dari dinas akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengawasan di lapangan," katanya.
Untuk jumlah kebutuhan tahun ini lanjut dia angka pastinya belum bisa ditetapkan, namun diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun lalu.
"Kami prediksi jumlah hewan kurban tahun ini naik sekitar 15 persen dari tahun lalu. Tapi angka pastinya masih kita tunggu, karena kabupaten/kota masih menyusun estimasi kebutuhan masing-masing," katanya
Heri memaparkan, dalam lima tahun terakhir, fluktuasi jumlah hewan kurban di Riau cukup dinamis. Puncaknya terjadi pada tahun 2022, dengan total hewan kurban mencapai 47.016 ekor.
"Kalau kita lihat datanya, tahun 2019 jumlah hewan kurban tercatat sebanyak 31.490 ekor. Kemudian menurun pada 2020 menjadi 27.234 ekor. Tapi setelah itu tren naik, 42.052 ekor di 2021, lalu naik lagi jadi 47.016 di 2022. Tahun 2023 memang sempat turun jadi 40.712, tapi tahun 2024 ini kembali naik menjadi 44.376 ekor," tutupnya.