Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Riau menilai satu unit kapal cepat atau bus air bernama Kapal Senapelan kini mangkrak, bisa dioperasikan untuk mengangkat desa wisata di Okura atau menyusuri Sungai Siak.
"Sangat kita sayangkan mangkraknya Kapal Senapelan. Padahal, bisa dimanfaatkan transportasi di daerah wisata dakwah Okura atau sekedar jelajahi Sungai Siak bagi wisatawan domestik," papar Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Jumat.
Pada saat diperkenalkan oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT tanggal 29 Oktober 2015, lanjut Dede, keberadaan bus air merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan tahun lalu sempat digadang-gadangkan menjadi ikon wisata di Sungai Siak.
Tapi kini sudah tidak jelas nasib Kapal Senapelan, padahal pemerintah pusat telah mengucurkan dana sebesar Rp2,2 miliar dengan sumber dari APBN tahun 2014, sementara dinas perhubungan setempat dinilai belum mampu dalam menghidupkan minat masyarakat setempat.
"Kita tidak bisa terus seperti ini, jika ingin bangkitkan potensi wisata di Pekanbaru. Kami sudah lakukan pembicaraan dengan maksud menyewa satu hari, berapa. Tapi belum disampaikan pada kita berapa sebenarnya biaya operasional kapal itu," terangnya.
Ketika diperkenalkan kepada warga, bus air memiliki rute pelayaran Pelabuhan Sungai Duku-Okura-Meranti Pandak pergi pulang satu kali sehari dengan memakan waktu tiga jam sekali jalan.
Selam tiga jam pelayaran, kapal cepat tersebut menghabiskan menghabiskan bahan bakar minyak jenis premium sekitar 200 liter dan mampu bertahan sekitar tiga bulan, sebelum berhenti operasi awal tahun 2016.
"Jika bus air ini dapat mengangkut 50 orang, maka merupakan akses transportasi menuju desa wisata dakwah okura. Sebab, kini wisatawan bisa melihat kebudayaan tradisional, bersepeda diantara rimbunan pohon sagu, menunggan kuda dan memanah," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru, Hermanius akhir tahun lalu menyatakan, pihaknya akan mengembangkan destinasi wisata air agar menjadi ikon wisata di wilayah tersebut.
"Ke depan kita akan mengembangkan wisata air, agar menjadi objek wisata dan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Pekanbaru," ujarnya.
Ia berujar, pengembangan wisata air akan dilakukan disekitar Sungai Siak tepatnya di Bandar Senapelan atau tempat diadakan acara petang megang satu hari dalam menyambut jatuhnya 1 Ramadan.
Selain itu, katanya, disekitar area lokasi Bandar Senapelan akan ada kuliner terapung yang merupakan konsep "water front city" yang digadang-gadang Walikota Pekanbaru.
Pengembangan wisata air tidak hanya dilakukan di tempat itu, tetapi di seberang Sungai Siak atau Desa Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir dengan alasan masih banyak penduduk asli Suku Melayu di daerah tersebut.
"Waktu kita berkunjung ke sana dengan bus air, masyarakat desa masih menggunakan Melayu. Mereka masih lakukan adat istiadat secara nyata dan ini harus kita promosikan kepada wisatawan," terangnya.
Berita Lainnya
Agen perjalanan pilih layanan bus akibat tiket pesawat mahal
24 January 2019 15:15 WIB
Enam heli dikerahkan untuk padamkan karhutla seluas 1.073 hektare di Riau
25 July 2024 8:27 WIB
Garuda, Lion Air dan Citilink ajukan tambah penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru
25 March 2024 20:57 WIB
Brimob Polda Riau sediakan 5 ribu liter air bersih untuk korban banjir di Pekanbaru
16 January 2024 19:21 WIB
Anggota DPRD Riau : Jangan selesaikan banjir dengan mi instan
08 January 2024 19:16 WIB
Dinas PUPR Kota Pekanbaru bersihkan saluran air di jalan Bangau Sakti
26 September 2023 18:59 WIB
Lima Kecamatan di Pekanbaru-Kampar segera dialiri air bersih
14 June 2023 18:41 WIB
Pesawat Lion Air Pekanbaru-Batam sempat gagal mendarat, ini alasannya
01 June 2023 16:58 WIB